
Corona Meledak, Bisnis Penerbangan Masih Suram di 2021

Jakarta, CNBC Indonesia - Industri penerbangan diramal masih dalam kondisi suram tahun depan khususnya penerbangan internasional. Namun, masih ada ceruk bisnis yang masih bisa berkembang dari penerbangan domestik. Namun, itu masih sangat tergantung dengan kasus corona dan suksesnya vaksinasi di Indonesia.
Ketua I Bidang Advokasi Edukasi dan Hukum Regulasi Transportasi, Suharto Abdul Majid menjelaskan upaya pemulihan industry penerbangan global masih berat. Sehingga industri penerbangan secara global bertumpu kepada penerbangan domestik. Pemulihan penerbangan internasional memerlukan waktu lebih lama.
"Dunia penerbangan di Indonesia memiliki secercah harapan untuk lebih cepat bangkit mengingat jumlah penerbangan Indonesia yang signifikan ketimbang internasional," katanya pada webinar Outlook Transportasi 2021 oleh Masyarakat Transportasi Indonesia, Senin (28/12/2020).
Dari catatannya, tahun 2018 lalu besarnya pasar domestik sebesar 101 juta penumpang dibanding penumpang internasional sebanyak 17 juta. Tahun 2019 jumlah penumpang domestik mencapai 80 juta orang sedangkan penumpang internasional mencapai 18 juta orang.
Pada tahun 2020 jumlah penumpang kedatangan mencapai 37.174.390 orang, dimana 90% atau 33.636.091 orang berasal dari penerbangan domestic sedangkan sisanya 10% atau 3.538.299 orang penerbangan internasional.
Suharto menjelaskan dari awal 2020 sudah banyak negara yang menutup atau mengerem frekuensi penerbangan internasional guna menekan penyebaran virus Corona. Sehingga di pada bulan Maret, April, Mei kelesuan industri penerbangan ini mulai terjadi.
"Selama belum ada kepastian kapan pandemi Covid-19 berakhir khususnya keberhasilan program vaksinasi, belum pulihnya daya beli masyarakat, maka kondisi yang dihadapi oleh dunia penerbangan nasional pada 2021 relatif tidak akan jauh berbeda dari tahun 2020," imbuhnya.
Namun, hal beda bisa terjadi bila program vaksinasi yang dilakukan awal tahun 2021 berhasil dijalankan dan mampu mencegah penularan Covid-19, termasuk kemampuan pemerintah meyakinkan kepada public bahwa varian virus baru tidak masuk ke Indonesia. IATA memprediksi bahwa pemulihan global untuk industri penerbangan terjadi pada 2021 hingga 2024.
"Kita lihat Garuda itu sangat terpukul akibat tidak ada penerbangan Haji dan Umroh. Sehingga tahun ini hanya bertumpu pada penerbangan domestic, dan pasar angkutan kargo," katanya.
Adapun Suharto menambahkan strategi bertahan untuk maskapai bisa terus meningkatkan dan melayani angkutan kargo dan logistic, angkutan repatriasi, serta fokus pada angkutan penumpang dengan tujuan bisnis, serta optimalisasi angkutan carter untuk kalangan bisnis atau eksekutif.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini Bukti Nyata Bisnis Penerbangan & Kereta Hancur Lebur