Warning dari Epidemiolog, Kasus Corona Bisa 'Meledak' di Jawa

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
26 December 2020 16:35
Rapid Test Antigen dan PCR di Shelter Kalayang Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta
Foto: Antrean calon penumpang pesawat yang akan melakukan Rapid Test Antigen dan PCR di Shelter Kalayang Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta, Senin (21/12/2020). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Apabila menilik ke belakang, seiring dengan peningkatan kasus yang terjadi di Indonesia membuat milestone kasus Covid-19 secara kumulatif tercatat dalam waktu yang sangat singkat.

Untuk mencapai 100.000 kasus, Indonesia hanya membutuhkan waktu lima bulan. Namun untuk kasus bisa bertambah menjadi lima kali lipatnya hanya butuh waktu tiga bulan saja.

Hal tersebut diakibatkan oleh kenaikan kasus sampai dua kali lipat di setiap milestone-nya. Untuk sampai angka 50 ribu kasus maka waktu yang dibutuhkan dari saat posisi kasus di angka 10 ribu adalah 57 hari atau 2 bulan. Rata-rata kasus harian tercatat mencapai 709.

Kemudian dari 50 ribu kasus menjadi 100 ribu kasus hanya butuh waktu satu bulan saja dengan pertambahan kasus per hari mencapai 1.554. Sudah dua kali lipat dibandingkan dengan milestone sebelumnya.

Dari 100 ribu kasus ke 500 ribu kasus hanya butuh waktu tiga bulan dengan rata-rata pertambahan kasus per hari mencapai 3.361, juga dua kali lipat dari milestone sebelumnya.

Sekarang pertambahan kasus baru sudah berada di kisaran 6.000-7.000 per harinya. Apabila tren ini terus dipertahankan maka tak sampai dua bulan lagi kasus Covid-19 di Indonesia bisa tembus ke 1 juta secara kumulatif.

Masalahnya adalah jika jumlah kasus baru lebih banyak dibandingkan dengan orang yang sembuh maka kasus aktif juga akan terus meningkat. Peningkatan kasus aktif akan membuat dokter dan tenaga medis kewalahan. Rumah sakit pun akan dipenuhi oleh pasien Covid-19.

Padahal untuk masalah sistem dan infrastruktur kesehatan, Indonesia bisa dibilang tidak memadai dilihat dari segi jumlah dokter, perawat maupun kasur rumah sakit. Bayangkan saja 1 dokter harus menangani 1.000 orang di Indonesia. Sementara jumlah kasur rumah sakit yang tersedia hanya 1 untuk 1.000 orang jika mengacu pada data OECD.

Kondisi ini semakin mencerminkan bahwa kasus Covid-19 di Tanah Air semakin hari semakin mengerikan. Bukannya semakin aman malah semakin membahayakan.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular