
Libur Panjang Picu Kasus Aktif Covid-19 di RI 'Meledak'

Jakarta, CNBC Indonesia - Satuan Tugas Penanganan Covid-19 menyebutkan adanya libur panjang menyebabkan terjadinya kenaikan kasus positif covid sangat tinggi dalam tiga kali periode yang sudah terjadi di dalam negeri. Bahkan kondisi terburuk terjadi dengan makin tingginya tambahan jumlah kasus positif ketimbang dengan angka tambahan kesembuhan.
Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Doni Monardo mengatakan kondisi yang memburuk ini terutama terjadi dalam empat minggu terakhir. Kenaikan kasus positif ini dipicu oleh pergerakan penduduk selama masa liburan nasional.
"Kenapa terjadi, karena kasus positif Covid tiap hari meningkat sejak liburan panjang yang lalu," kata Doni dalam dialog Elshinta, Kamis (24/12/2020).
"Demikian juga kita perhatikan angka kesembuhan dengan yang positif per hari mengalami perubahan yang semula, yang sembuh lebih banyak dari yang positif namun akhir-akhir ini, empat minggu terakhir terutama yang kasus positif lebih tinggi dari yang sembuh sehingga kasus aktif mengalami peningkatan," jelasnya.
Dia menyebutkan, perburukan kondisi ini mulai terjadi sejak November hingga Desember ini. Disebutkan, pada awal November lalu jumlah kasus aktif di Indonesia hanya sebanyak 54 ribu atau 11,8%.
Namun angka ini meningkat menjadi 105 ribu dalam waktu kurang dari dua bulan dan menjadikan tingkat kasus aktif positif Covid mencapai 15%.
Kondisi ini juga diperparah dengan tingkat kedisiplinan masyarakat yang belakangan terus menurun. Berdasarkan data dari Satgas, tingkat kepatuhan kumulasi per minggu pada awal November 86,17% kemudian per minggu turun menjadi 84,93%, 84,25%, 81,24%, 81,06% dan pada 6 Desember naik 81,65% dan hari ini turun ke 80,34%.
Begitu juga dengan tingkat jaga jarak dan menghindari kerumunan per minggunya juga mengalami penurunan.
"Tingkat jaga jarak dan kerumunan 1 November 81,87%, 8 November 80,62%, 15 November 80,15%. Penurunan puncaknya pada 22 November yaitu 53,57%, itu berada pada titik terendah, naik lagi 29 November 76,99%, 6 Desember 77,61% dan sedikit turun lagi ke hari ini 76,87%," terang dia.
"Nah ini yang harus kita sadari pemerintah tidak bisa bekerja sendirian, perlu ada kolaborasi dan gerakan yang masif di seluruh daerah melibatkan terutama tokoh non-formal yang bisa memberikan dampak. Kalau kita bekerja keras, ikhlas, tulus itu bisa," tegas dia.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rekor Tambahan Kasus Covid-19, Wiku: Ini Imbas Libur Panjang!