
RI & Israel Ternyata Sudah Punya Hubungan Erat, Ini Buktinya

Meski sikap politik Indonesia terhadap Israel tegas dengan menolak hubungan diplomatik--selama Palestina masih terjajah dan warga pengungsinya tidak mendapatkan hak kembali ke kampung halamannya, lain halnya dengan hubungan dagang.
Nilai perdagangan kedua negara mencapai US$ 146 juta (Rp 2,1 triliun) pada 2019, dengan "kemenangan" di pihak Indonesia yang mencetak surplus sebesar US$ 95,3 juta. Jika dihitung dari 2015, maka nilai perdagangan kedua negara sebenarnya melemah 7,7%.
Namun demikian, sepanjang 10 bulan pertama tahun ini nilai perdagangan Indonesia-Israel justru melesat, sebesar 51,4%, menjadi US$ 174,1 juta. Dari angka tersebut, ekspor mendominasi dengan nilai US$ 120 juta. Sayangnya, nilai surplus mengempis 9% menjadi hanya US$ 66 juta.
Dari sisi perdagangan Indonesia mengekspor kurang lebih 59 kelompok produk ke Israel mulai dari komoditas pertanian, peternakan, pertambangan hingga barang-barang hasil industri manufaktur seperti mesin.
Minyak dan lemak nabati dan hewani tercatat paling tinggi nilai ekspornya senilai US$ 27,5 juta, disusul cokelat senilai US$ 13,1 juta. Pangsa ekspor kedua produk tersebut mencapai sepertiga dari total ekspor RI ke Israel.
Dari sisi impor, ada 45 kategori produk yang dibeli Indonesia dari Israel tahun lalu. Nilai impor Indonesia dari Israel pada 2019 mencapai US$ 25,27 juta, yang mayoritas adalah barang-barang industri seperti mesin hingga alat-alat elektronik.
Dus, dengan ataupun tanpa normalisasi Indonesia memiliki hubungan simbiosis mutualisme dengan Israel dalam bidang perekonomian. Hal ini sah-sah saja karena Indonesia memang tidak dalam status perang dengan Israel, yang otomatis menghentikan hubungan perdagangan.
Sebaliknya, jika hubungan dagang kedua negara dihentikan karena alasan politis dan diplomatis, maka Indonesia yang rugi karena berpeluang kehilangan devisa hasil ekspor yang besarannya lumayan, yakni senilai US$ 65 juta atau nyaris mencapai Rp 1 triliun.
Maka, yang terjadi adalah ironi tatkala Presiden Joko Widodo dalam forum Organisasi Konferensi Islam (OKI) 2016 menyerukan boikot produk Israel. Seruan tersebut sampai sekarang berakhir sebagai retorika kosong karena Indonesia faktanya terus berdagang dengan Israel dan membeli produk mereka, bahkan untuk kurma.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)[Gambas:Video CNBC]