
Insiden Baru Laut China Selatan, Militer China Usir Kapal AS

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketegangan China dan Amerika Serikat (AS) masih terjadi di Laut China Selatan. Terbaru, insiden 'pengusiran' terjadi di laut ini.
Mengutip NDTV Rabu (23/12/2020), China mengatakan bahwa militernya mengusir sebuah kapal Angkatan Laut (AL) AS karena masuk LCS di bagian teritorinya. Itu terjadi pasca armada Paman Sam masuk ke wilayah kepulauan Spratly, yang disebut China Nansha, yang diklaim Beijing dan Filipina.
Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) mengatakan kapal perusak AS USS John S McCain masuk ktanpa izin dari pemerintah China. "Komando Teater Selatan PLA mengatur angkatan laut dan udara, memperingatkan serta mengusirnya," kata juru bicara Kolonel Senior Tian Junli dalam sebuah pernyataan.
PLA menegaskan tindakan AS adalah pelanggaran serius terhadap kedaulatan dan keamanan. Itu, kata dia, sangat mengganggu perdamaian dan stabilitas LCS.
Insiden ini terjadi setelah Beijing mengirim salah satu kapal induknya, Shandong, ke perairan itu. Shandong datang dengan empat kapal perang untuk melakukan latihan militer.
Reuters juga mencatat, China sempat membuntuti USS Martin saat mendekat ke Selat Taiwan akhir pekan lalu. Area tersebut juga sensitif, karena China dan Taiwan berseteru soal kedaulatan negeri Formosa.
Sementara itu armada AS secara teratur berlayar melalui LCS yang disengketakan dalam upaya untuk menegaskan kebebasan navigasi di wilayah tersebut. Di tahun 2020 ini AS melakukan sembilan operasi "kebebasan navigasi".
Dalam strategi 2021, AS juga berjanji akan keras ke kapal China di laut itu. China dianggap sebagai "ancaman strategis jangka panjang yang paling mendesak".
Sehingga AS akan mengadopsi sikap-sikap yang lebih tegas dalam operasi sehari-hari di wilayah Asia Pasifik. "Kapal-kapal AS akan 'menerima risiko taktis yang diperhitungkan' dan 'mengadopsi postur yang lebih tegas' dalam operasi sehari-hari kami," tulis dokumen Pentagon mengutip AFP.
Sebelumnya, China mengklaim hampir semua 1,3 juta mil persegi LCS sebagai wilayah kedaulatannya. China telah membangun pangkalan militer di pulau-pulau buatan di wilayah yang juga diklaim oleh Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan, dan Vietnam.
Selain itu negeri tirai bambu itu juga telah menghalangi aktivitas komersial. Seperti penangkapan ikan atau eksplorasi mineral oleh negara-negara seperti Vietnam dan Filipina.
(sef/sef) Next Article China Tembak Roket & Bom di Laut China Selatan, Ada Apa?
