Lapangan Tua, Produksi Minyak Blok Rokan Masih Bisa Naik?

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
21 December 2020 19:10
blok rokan
Foto: detikFinance/Muhammad Idris

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina (Persero) bakal mengelola Blok Rokan pada Agustus 2021 mendatang, setelah berakhirnya kontrak Chevron Pacific Indonesia (CPI).

Meski sudah menjadi lapangan tua, namun Blok Rokan bakal tetap menjadi tulang punggung produksi minyak RI. Lalu, apakah produksi minyak dari Blok Rokan ini masih bisa ditingkatkan, terutama setelah pengelolaan beralih ke Pertamina?

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengatakan sejauh ini proses masa transisi jelang pengalihan operator blok dari Chevron ke Pertamina berjalan dengan lancar. Pihak Chevron menurutnya sangat kooperatif dan mau bekerja sama dengan Pertamina dan difasilitasi oleh SKK Migas.

"Sampai saat ini berjalan bagus, masih ada proses saja yang belum selesai. Memang ini mempengaruhi produksi nasional nanti," paparnya dalam wawancara bersama CNBC Indonesia, Senin (21/12/2020).

Tutuka berharap agar investasi tetap dilakukan oleh Chevron selama proses transisi ini, sehingga produksi masih bisa dijaga atau bahkan ditingkatkan. Pasalnya, produksi minyak Blok Rokan saat ini berada di posisi tertinggi kedua setelah produksi minyak di Blok Cepu yang dikelola ExxonMobil.

"Harapannya investasi tetap dilakukan, sehingga bisa pertahankan atau meningkatkan produksi, karena porsinya besar untuk produksi nasional. Kita harapkan bisa selesai dengan baik sampai awal tahun depan. Terima kasih kepada CPI, SKK Migas, dan Pertamina, mudah-mudahan bisa smooth sampai selesai," harapnya.

Lebih lanjut dia mengatakan bahwa Blok Rokan masih memiliki banyak potensi yang bisa dikembangkan. Tidak hanya melalui Enhanced Oil Recovery (EOR), namun juga pengembangan sejumlah lapangan baru yang belum dieksplorasi.

Di Blok Rokan, imbuhnya, masih ada beberapa lapangan yang potensinya masih besar, sehingga produksinya masih bisa ditingkatkan lagi.

"Jadi, informasi yang tepat, informasi yang menyeluruh dari CPI ke Pertamina itu menjadi kualitas dan kuantitas eksplorasi. Itu jadi kunci untuk alih kelola ini, sehingga bisa meningkatkan produksi," tegasnya.

Penasihat Ahli Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Satya Widya Yudha mengatakan, potensi minyak di Blok Rokan diperkirakan masih besar yakni mencapai 2 miliar barel.

Melihat potensi yang besar ini, maka menurutnya Blok Rokan akan tetap menjadi tulang punggung produksi migas nasional dalam jangka waktu yang lama. Melalui produksi dari lapangan yang telah ada, optimalisasi lapangan, optimalisasi metode water-flood (injeksi air), steam-flood (injeksi uap), serta chemical Enhanced Oil Recovery (EOR).

"Jadi, wilayah kerja ini juga akan menjadi andalan untuk mendukung target produksi minyak 1 juta barel per hari pada 2030," ungkap Satya seperti dikutip dari keterangan tertulis SKK Migas, Selasa (24/11/2020).

Berdasarkan data SKK Migas, hingga kuartal ketiga 2020, produksi minyak terangkut (lifting) dari Blok Rokan ini mencapai 176.298 bph, lebih tinggi dibandingkan target dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) yang sebesar 170.000 bph. Namun, bila dibandingkan 2019 yang mencapai 190.131 bph, ini berarti lifting minyak pada tahun ini turun 7,2%.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Blok Rokan Tetap Jadi Tulang Punggung Produksi Minyak RI 2030

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular