
Tes Covid-19 di Jakarta 8 Kali Lebih Tinggi Dari Standar WHO

Jakarta, CNBC Indonesia- DKI Jakarta menjadi salah satu provinsi yang mampu memenuhi jumlah test sesuai standar WHO, dengan kemampuan hingga 80 ribu test perminggu. WHO menetapkan standar untuk melakukan pengetesan 1/1000 dari jumlah penduduk per minggu, artinya Jakarta juga melampaui 7-8 kali standar tersebut.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Widyastuti mengatakan tingginya jumlah tes ini termasuk dalam upaya penguatan 3T (test, trace, treat) untuk memutus rantau penularan Covid-19 di masyarakat. Meski dia mengakui positivity rate atau jumlah kasus positif dalam setiap test masih cukup tinggi yakni 10%, dua kali lipat dari standar WHO yakni 5%. Angka positivity rate pun menunjukan tingginya penularan Covid-19 di masyarakat.
"Saat ini angka kesembuhan Jakarta 90,4% dan lebih tinggi dari angka nasioal dan global. Jumlah kasus kematian per 16 desember Jakarta 1,9%, testing rate dalam satu pekan yang berkolabirasi dengan berbagai tim itu mencapai 7-8 kali standar WHO. Kami mampu 80.000," kata Widyastuti dalam Community Talks: COVID-19 Collaborative Response, JDCN Forum 2020, Kamis (17/12/2020).
Selain itu, sebanyak 51% tes merupakan hasil dari inisiatif masyarakat Jakarta. Dalam menghadapi Covid-19, dia menilai yang terpenting adalah penguatan 3 T yang dibarengi dengan protokol kesehatan yakni #pakaimasker, #cucitangan, dan #jagajarak (3M).
"Jadi bagaimana menjaga testing dan tracingnya berjalan seimbang. Tidak mungkin hanya testing tanpa tracing, dan tidak mungkin tracing tanpa menyiapkan tempat perawatan," katanya.
Pemprov DKI pun menurut dia terbantu oleh sektor swasta yang menyiapkan akomodasi dan transportasi bagi tenaga kesehatan, termasuk hotel swasta yang juga menyiapkan tempat isolasi bagi pasien Covid-19. Saat ini DKI Jakarta pun memiliki 76 laboratorium rujukan yang bekerja sama dengan pemerintah pusat, TNI, Polri, BUMN, dan Swasta.
Kemudian saat ini ada 98 Rumah sakit rujukan yang tidak hanya terdiri dari RSUD melainkan juga dari RS milik lembaga lainnya. Widyastuti menyebutkan saat ini ada 7.000 tempat tidur isolasi di DKI Jakarta, dan akan ditambah sekitar 1.000 lebih ruang ICU.
"Penguatan tenaga tambahan dan tenaga profesional ada 2.616 orang. Selain itu kami menyiapkan tim pengurusan jenazah untuk kasus terduga Covid yang meninggal di rumah. Penderita Covid-19 tidak hanya meninggal di RS tapi ada juga yang dirumah kami menyiapkan tim yang menjadi kombinasi Dinkes, Satpol PP, TNI, Polri, dan yayasan swasta," katanya.
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Hi Warga 021! Yuk Gabung JDCN Forum Buat Tukar Ide Bangun DKI
