
Terbang Wajib PCR, Bos Garuda: Sudah Ada Pembatalan Terbang!

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Irfan Setia Putra menjelaskan aturan pengetatan protokol Kesehatan untuk bepergian mempengaruhi penumpang yang akan terbang. Ia mengakui sudah ada pembatalan penerbangan dari para penumpang.
Pemerintah pusat dan Pemda Bali memberlakukan wajib PCRÂ bagi penumpang yang akan ke Bali, dan tes antigen untuk penumpang jalur darat yang ke Bali.
"Kita lihat sudah ada pembatalan penerbangan. Saat ini masih berkomunikasi dengan para calon penumpang, kenapa melakukan pembatalan, yang nantinya kita bisa antisipasi mengenai aturan baru ini," katanya kepada CNBC Indonesia TV, Rabu (16/12).
Irfan mengatakan masih butuh klarifikasi mengenai detail eksekusi aturan ini berlaku nantinya. Tapi dari pandanganya Garuda terus support yang dilakukan oleh pemerintah terkait penanganan penyebaran Covid - 19.
"Kalau dilihat uji swab dan PCR ini dilakukan untuk kepentingan bersama," katanya.
Pemerintah mewajibkan wisatawan yang berencana ke bali dengan pesawat harus melakukan uji usap atau swab Polymerase Chain Reaction (PCR) pada H-2 sebelum keberangkatan. Sementara untuk melakukan perjalanan darat ke bali wajib melakukan tes rapid antigen H-2.
Bicara traffic pengguna layanan maskapai Irfan mengatakan penurunan paling dalam mulai terjadi pada bulan Mei ini. Tapi mulai meningkat akibat adanya relaksasi di beberapa daerah.
"Tapi yang penting memastikan protokol Kesehatan untuk pengguna Garuda sebelum terbang dan turun pesawat. Sekarang bicara gimana dapat konsisten memperoleh kepercayaan dari penumpang termasuk distancing," katanya.
Sentimen Vaksin
Irfan melihat sudah adanya vaksin ini belum bisa mengangkat proyeksi peningkatan pengguna maskapai. Karena masih terdapat banyak tantangan untuk proses distribusi yang merata untuk masyarakat.
"Sudah jelas penanganan vaksin sudah memasuki tahap baru. Ini progress, dari pandangan garuda recover-nya masih butuh waktu karena soal confidence dari penumpang. Kita melihat pergerakan pengguna maskapai tahun depan juga gradual tidak spike," katanya.
Prediksinya paling cepat Garuda bisa pulih pada 2022 mendatang. Tergantung juga dari sumbangan penerbangan internasional seperti Haji dan Umroh dimana masih belum menerima penumpang dari Indonesia.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mau Naik Pesawat Domestik-Luar Negeri? Ini Syarat Terbarunya