
Resto Wajib Tutup Pukul 19.00, Pengusaha: Kami Tidak Untung!

Jakarta, CNBC Indonesia - Aturan pengetatan protokol kesehatan yang diusulkan Menko Luhut Pandjaitan membuat pengusaha restoran teriak. Luhut meminta mal dan restoran di Jabodetabek harus tutup pukul 19.00 saat masa liburan Natal dan Tahun Baru. Padahal mal selama ini menjadi pusat kegiatan usaha bisnis restoran.
Wakil Ketua Umum PHRI Bidang Restoran Emil Arifin mengatakan aturan terbaru ini makin memberikan dampak cukup dalam bagi pengusaha restoran.
"Desember mendekati Natal dan Tahun baru ini harusnya menguntungkan bagi restoran untuk mendapatkan income yang diharapkan, tapi malam tidak boleh jalan tidak boleh buka, membuat demand tidak kelihatan," katanya kepada CNBC Indonesia TV, Rabu (16/12).
Dalam aturan terbaru ini pengetatan masyarakat terukur meliputi WFH 75%, pelarangan tahun baru diseluruh provinsi, dan pembatasan jam operasional mal, restoran, tempat hiburan sampai pukul 19.00 untuk Jabodetabek dan 20.00 untuk zona merah di Jabar, Jateng dan Jatim.
"Setahun ini tidak ada untung, cuma rugi. Bicaranya setahun ini bagaimana kita me-manage rugi itu ke level survival. Tidak hanya itu mal restoran juga bolak balik disalahkan, padahal pilkada itu menyumbang banyak bulan terakhir," katanya.
Sehingga dengan beban operasional yang terus meningkat, Emil mengatakan lebih baik menutup restoran karena selama hampir satu tahun ini tidak mendapatkan untung.
Bicara rugi akibat sewa tempat berjualan yang menjadi beban utama karena bisnis tidak berjalan. Emil menjelaskan keringanan yang diberikan pemilik mal tidak berlaku selamanya. Serta insentif yang diberikan pemerintah tidak bisa membuat restoran itu bertahan.
Saat ini restoran mendapat pendapatan dari yang makan ditempat itu menyumbang 70% pendapatan rata-rata. Sekarang dari protocol Kesehatan kapasitas Cuma boleh 50% Jadi dari yang makan ditempat Cuma 35% income yang didapat. Pada malam hari bisa menyumbang pendapatan 10-15% restoran.
Saat ini hotel dan restoran sudah melakukan double protokol kesehatan. Saat masuk mall di cek begitu juga saat memasuki restoran. Peningkatan angka positif covid menurut Emil tidak berasal dari klaster mal dan restoran.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ribuan Restoran Tiarap Gegara Covid-19, Begini Nasibnya Kini