Seluruh Rakyat Indonesia Bisa Dapat Vaksin Covid-19 Gratis?

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
15 December 2020 17:35
Vaksin Covid-19 buatan Sinovac yang tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada Minggu malam, 6 Desember 2020, langsung dibawa menuju Kantor Pusat Bio Farma di Kota Bandung. (Foto: Muchlis Jr - Sekretariat Presiden)
Foto: Vaksin Covid-19 buatan Sinovac yang tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada Minggu malam, 6 Desember 2020, langsung dibawa menuju Kantor Pusat Bio Farma di Kota Bandung. (Foto: Muchlis Jr - Sekretariat Presiden)

Untuk sementara waktu, Indonesia telah mengamankan 1,2 juta dosis vaksin Covid-19 yang diproduksi oleh perusahaan farmasi China bernama Sinovac Biotech Ltd. Vaksin tersebut menggunakan teknologi yang konvensional dalam pengembangannya dengan menginaktifkan virus.

Menurut Presiden Joko Widodo (Jokowi), pemerintah masih menanti 1,8 juta dosis vaksin jadi di awal tahun 2021. Selain itu di bulan Desember ini rencananya Sinovac akan mengirim 15 juta dosis vaksin dalam bentuk bahan baku yang akan diproses lebih lanjut oleh Bio Farma.

Pasokan vaksin dalam bentuk bahan baku juga akan dikirim Januari 2021 dengan total 30 juta dosis vaksin. Jika dikalkukasi Indonesia telah berhasil mengamankan setidaknya 48 juta dosis vaksin Covid-19 sampai saat ini dari Sinovac. 

Jelas jumlah itu sangat tidak mencukupi. Untuk itu pemerintah juga menjajaki kemungkinan kerja sama atau bahkan pemesanan vaksin Covid-19 dari produsen lain. Selain itu, untuk mengatasi masalah ketergantungan impor Indonesia juga mengembangkan vaksin Covid-19 sendiri lewat konsorsium yang dipimpin oleh LBM Eijkman.

Pada Oktober lalu, pemerintah disebut sepakat untuk membeli vaksin dari AstraZeneca dengan total 100 juta dosis. Vaksin Covid-19 buatan AstraZeneca berbeda dengan Sinovac karena menggunakan teknologi yang lebih modern. 

Pemerintah melalui Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto juga menyampaikan sedang mencoba menjajaki kerja sama untuk mendapatkan vaksin dari produsen China yang lain yakni Sinopharm sebanyak 10-30 juta dosis. 

Secara total maka setidaknya ada 178 juta dosis vaksin potensial yang bisa dikantongi oleh Indonesia. Bahkan dengan status tersebut pun masih belum mencukupi kebutuhan vaksinasi untuk 160 juta penduduk. 

Lantas berapa anggaran yang digelontorkan pemerintah?

Setiap pengembang vaksin Covid-19 mematok harga yang berbeda-beda untuk produknya. Sementara ini vaksin AstraZeneca masih merupakan yang termurah dengan harga per dosisnya mencapai US$ 3 - US$ 4. Sedangkan untuk yang termahal adalah Sinopharm yang mencapai US$ 144 per dosisnya. 

Untuk kasus vaksin AstraZeneca, pemerintah disebut bakal merogoh kurang lebih US$ 500 juta untuk memperoleh 100 juta dosis vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh perusahaan farmasi Inggris tersebut. Artinya untuk 1 dosis harganya US$ 5. 

Asumsikan untuk Sinovac dan Sinopharm harganya masih menyeusaikan dengan harga pasar tanpa diskon dan tanpa menghitung biaya bahan baku vaksin saja untuk kasus Sinovac. Artinya butuh US$ 6 miliar - US$ 6,3 miliar. Menggunakan asumsi kurs Rp 14.000/US$ maka biaya yang harus dikeluarkan mencapai Rp 84 triliun - Rp 88 triliun.

Ini baru untuk mengamankan 178 juta dosis vaksin yang bisa digunakan untuk kurang lebih 83 juta masyarakat Indonesia. Biaya tersebut juga baru untuk pengadaan saja, belum biaya logistik dan penyelenggaraan imunisasi nasional yang membutuhkan berbagai peralatan penunjang seperti jarum suntik hingga APD. 

Biaya logistik setiap vaksin juga berbeda-beda. Untuk kasus vaksin yang menggunakan teknologi modern seperti RNA atau DNA maka biaya logistiknya akan cenderung lebih mahal dibanding platform biasa karena memerlukan aparatus atau kontainer dengan suhu yang sangat rendah. 

Artinya meski vaksin AstraZeneca bisa jauh lebih murah ketimbang vaksin Sinovac bisa saja ongkos logistiknya lebih mahal karena teknologi transportasinya jelas berbeda. Lagipula jika melihat anggaran untuk vaksinasi pemerintah juga terbilang minim. 

Pada 12 November lalu Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan bahwa anggaran untuk vakinasi Covid-19 tahun ini mencapai Rp 5 triliun, sedangkan tahun depan sebesar Rp 29,23 triliun. Sehingga total dana yang telah dianggarkan pemerintah untuk pengelolaan vaksin mencapai Rp 34,23 triliun.

Di tengah pemasukan negara dari pajak yang merosot signifikan dan pengeluaran yang membengkak, ruang fiskal yang terbatas akibat defisit anggaran yang jebol menjadi dilema. Anggaran yang minim harus benar-benar dikelola seoptimal mungkin agar nyawa dan ekonomi bisa sama-sama diselamatkan.

Untuk itu rasanya sulit untuk benar-benar melaksanakan program vaksinasi seluruh masyarakat Indonesia secara serempak dan cepat di tengah langkanya vaksin, belum adanya hasil uji klinis akhir yang memadai, kapasitas anggaran yang sangat terbatas hingga kompetisi dengan negara lain.

Namun tetap saja tantangan di atas tidak bisa dijadikan dalih dan harus dicari solusinya. Pemerintah wajib hukumnya untuk mengupayakan vaksinasi yang merata kepada seluruh rakyat dengan tanpa ada embel-embel komersialisasi barang seharusnya menjadi milik publik

TIM RISET CNBC INDONESIA

(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular