
Kasus Covid Nambah 950, Presiden Korea Sebut Situasi Darurat!

Jakarta, CNBC Indonesia - Korea Selatan mencatatkan rekor tambahan kasus baru Covid-19 hingga mencapai 950 pada Sabtu (12/12/2020), melebihi dari puncak jumlah kasus sebelumnya pada akhir Februari yang mencapai 909, sehingga Presiden Korea Selatan Moon-Jae in pun menyebut negara dalam status "darurat" menghadapi gelombang ketiga Covid-19.
Pemerintah Korea Selatan mengingatkan bahwa mereka mungkin memperketat pembatasan jarak sosial ke tingkat yang paling ketat, tetapi menahannya untuk sementara ini, seperti dikutip dari Reuters, Minggu (13/12/2020).
Berdasarkan data dari Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA) pada Jumat (11/12/2020), sebanyak 928 kasus ditularkan secara lokal dan 22 dari kasus impor, sehingga total kasus Covid-19 di negara Ginseng ini menjadi 41.736 infeksi dengan 578 kematian.
Lebih dari 70% kasus yang ditularkan di dalam negeri berasal dari Ibu Kota Seoul dan daerah sekitarnya, di mana sekitar setengah dari 52 juta orang tinggal di daerah tersebut.
"Ini memang situasi darurat," kata Presiden Moon Jae-in, seraya memerintahkan mobilisasi polisi, personel militer, dan dokter medis umum dalam upaya untuk mengendalikan penyebaran lebih lanjut dari virus Corona ini, seperti dikutip dari Reuters.
"Kami berencana untuk memperluas pengetesan virus Corona melalui drive-through dan walk-through ... sebagai tindakan pencegahan untuk melacak orang yang terinfeksi dan memblokir penyebarannya," kata Moon dalam sebuah posting Facebook.
Dia menambahkan, jumlah kasus Covid-19 di Korea Selatan kemungkinan akan semakin meningkat signifikan seiring dengan diperluasnya pengetesan.
Lonjakan tersebut telah menjadi pukulan bagi sistem pemberantasan pandemi kebanggaan Korea, yang menggunakan pelacakan invasif, pengetesan, dan karantina untuk menumpulkan gelombang sebelumnya tanpa penguncian wilayah (lockdown), dan sempat menjaga kasus baru infeksi harian di bawah 50 untuk sebagian besar musim panas.
Gelombang ketiga datang meskipun aturan jarak sosial yang lebih ketat mulai berlaku pada Selasa lalu, termasuk jam malam yang belum pernah terjadi sebelumnya di restoran dan sebagian besar bisnis lainnya. Negara itu telah melaporkan sekitar 600 kasus setiap hari minggu ini.
Seoul dan sekitarnya berada pada pembatasan level 2.5. Meningkatkannya menjadi level 3, tertinggi dari lima level yang ada, akan berdampak pada penutupan sekolah sehingga proses belajar mengajar beralih menjadi jarak jauh, hanya mengizinkan pekerja penting yang bisa bekerja di kantor dan melarang pertemuan lebih dari 10 orang.
Perdana Menteri Chung Sye-kyun mengatakan, pemerintah akan berusaha sekuat tenaga untuk menghentikan gelombang ketiga.
"Jika kita tidak menghentikan penyebarannya sekarang, meningkatkan pembatasan jarak sosial ke Level 3 tidak akan terhindarkan," kata Chung dalam pertemuan darurat.
Pihak berwenang mendesak orang untuk tinggal di rumah dan membatalkan semua pertemuan tatap muka karena infeksi baru telah terlihat dari pertemuan pribadi.
"Meskipun kita tidak dapat menghindari kontak dengan keluarga di rumah, pertemuan dengan teman dan kolega Anda di tempat kerja tidaklah aman. Tolong batalkan semua pertemuan itu," minta pejabat senior KDCA Lim Sook-young.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mau ke Korea Selatan? Wajib Tes PCR!
