
Tes Covid-19 RI Nyaris 350.000 Sepekan, Lewati Standar WHO?

Jakarta, CNBC Indonesia- Pemerintah telah melakukan tes Covid-19 terhadap hampir 350.000 spesimen, tepatnya 349.423 spesimen dalam sepekan terakhir.
Diolah dari data Kementerian Kesehatan sejak 5 Desember Sampai 12 Desember 2020 hari ini, jumlah orang yang menjalani tes Covid-19 mencapai 224.393 orang.
Mayoritas spesimen menjalani tes menggunakan metode real time PCR, sementara sisanya menggunakan Tes Cepat Molekuler (TCM). Total spesimen yang telah diperiksa sejak awal pandemi hingga saat ini mencapai 6,33 juta spesimen.
Namun, ada beberapa orang yang diperiksa lebih dari 1 spesimen. Hal ini menyebabkan jumlah orang yang telah menjalani tes Covid-19 lebih rendah yakni 4,25 juta orang.
Bila menggunakan jumlah spesimen, sebenarnya Indonesia telah melewati standar Badan Kesehatan Dunia (WHO), yakni 270 ribu spesimen per minggu. Standar tersebut berasal dari 1/1000 jumlah populasi per minggu. Namun, bila menggunakan jumlah orang yang diperiksa, Indonesia belum mencapai standar WHO.
Informasi terbaru dari Satgas Penanganan Covid-19 bahwa jumlah testing yang dilakukan sudah mencapai 95,35% dari standar WHO. Data ini menggunakan data awal Desember dan disampaikan oleh Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito saat memberi keterangan pers perkembangan penanganan Covid-19 di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (10/12/2020).
"Tentunya jumlah ini mendekati standar yang ditentukan oleh WHO (World Health Organization)," ungkap Wiku.
Pada prinsipnya, testing dan tracing (pelacakan kasus) adalah dua upaya yang tidak terpisahkan. Dan harus dilakukan secara linier dengan treatment (perawatan pasien) lanjuta, jika diperlukan. Oleh karena itu, upaya 3T (testing, tracing dan treatment) yang dilakukan pemerintah harus dilakukan secara masif untuk dapat menekan angka kasus dan kematian serta meningkatkan angka kesembuhan nasional.
Satgas Covid-19 mengapresiasi peran laboran yang telah bekerja keras dalam melakukan pemeriksaan spesimen tanpa kenal lelah. "Satgas juga meminta capaian ini tidak membuat kita lengah. Terus tingkatkan pemeriksaan spesimen, sehingga deteksi dini kepada mereka yang positif dapat dilakukan dengan baik," ujarnya.
Capaian testing ini merupakan bentuk nyata komitmen pemerintah dalam menjaring lebih banyak kasus, agar upaya deteksi dini bisa dilakukan demi menekan angka kematian dan meningkatkan angka kesembuhan. Namun demikian, capaian ini perlu diikuti peningkatan disiplin protokol kesehatan.
Karena, dengan disiplin protokol kesehatan dan testing terus ditingkatkan hingga target WHO, maka laju penularan akan bisa ditekan dan tidak ditemukan kasus positif baru. "Ini adalah target kira bersama," imbuh Wiku. Protokol kesehatan yang dimaksud Wiku adalah #pakaimasker, #jagajarak hindari kerumunan dan # cucitangan pakai sabun serta air mengalir.
Pemerintah daerah juga diminta untuk mengatur ulang jumlah laboran dan jam kerja atau shift, sehingga upaya pemeriksaan terhadap spesimen dapat berjalan dengan efektif. "Segera koordinasikan dengan pemerintah pusat, jika ditemukan kendala yang tidak bisa diselesaikan terkait pemeriksaan spesimen," ungkapnya.
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article WHO Buka-bukaan Kenapa Pandemi Covid-19 Belum Berubah Endemi