
Hotel & Restoran Megap-Megap, Tahun Depan Harapan Terakhir!

Jakarta, CNBC Indonesia - Bisnis hotel dan restoran merupakan sektor yang paling terdampak adanya pandemi akibat adanya larangan berkerumun. Sehingga proyeksi sampai akhir tahun, dua bisnis ini akan mencatatkan penurunan pendapatan 'megap-megap' sampaiĀ 50-60%.
Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia DKI Jakarta (PHRI) Krishandi mengatakan akibat adanya pendemi, pendapatan hotel dan restoran rata-rata turun 50-60% dibandingkan tahun 2019.
"Walaupun di akhir tahun ini mulai membaik, kita juga berharap dari liburan Nataru (Natal dan Tahun Baru), dan itu dipastikan tidak akan menutup loss tahun ini," katanya kepada CNBC Indonesia, Jumat (11/12).
Dia menjelaskan untuk hotel dan restoran di DKI Jakarta sendiri sangat terpengaruh dengan kebijakan pembatasan sosial skala besar (PSBB). Ini membuat tingkat okupansi hotel juga mengalami penurunan hingga separuh dari kapasitas yang ditawarkan dalam beberapa bulan. Selain itu, dari kebijakan ini membuat banyak pelaku usaha khususnya restoran juga tutup akibat kewalahan membayar sewa dengan bisnis yang tidak berjalan.
Namun, Tahun depan Krishadi berpandangan positif terkait sudah adanya vaksin yang diharapkan beredar cepat untuk khalayak umum. Sehingga terkontrolnya angka penularan Covid - 19 berimbas dicabutnya larangan-larangan pembatasan secara berkala.
"Ini semakin kita lihat aturan mulai ada kelonggaran, walaupun kita lihat saat ini kapasitas bangku (restoran) hanya boleh terisi 50%, kalau sudah teratasi dengan baik, vaksin diberikan, tentu daya beli juga akan meningkat," katanya.
Makanya untuk tahun depan dia memprediksi adanya pertumbuhan penjualan mencapai 10 - 20 % dari tahun ini. Pengusaha hanya menunggu kepastian dari pemerintah dan mengikuti aturan yang berlaku, tapi salah satu strategi yang akan dijalankan hanya menjalankan promosi untuk mendongkrak penjualan.
"Kita berharap bisa seperti tahun lalu, tahun ini average penurunan pendapatan kita 50-60 %, tahun depan kita harap dapat pulih, dan bisa menyentuh pertumbuhan 10 - 20% jika masalah pandemi ini teratasi," katanya.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Waspada Tsunami PHK, Induk Hotel Ini Pangkas 6.000 Pekerja