
SOS! Pabrik Makanan 'Teriak' Butuh Gula Impor, Kok Bisa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Pengusaha makanan dan minuman kelabakan meminta persetujuan impor gula jelang tutup tahun. Permintaan itu karena stok untuk industri sudah mulai menipis dan bakal habis di Januari 2020 mendatang. Indonesia yang selama ini sudah gemar untuk mengimpor gula harus ketergantungan gula impor rafinasi atau industri.
"Saat ini, Thailand sebagai salah satu negara penghasil gula bahan baku industri gula rafinasi mengalami gagal panen, sehingga produsen gula rafinasi nasional harus mendatangkan bahan baku gula dari negara lain yang lebih jauh, seperti Brasil," kata Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan & Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI) Adhi Lukman dalam keterangan resmi, Jumat (11/12).
Dengan mengimpor dari negara yang letaknya lebih jauh, maka bakal menambah lead time importasi, yang tadinya hanya memakan waktu sekitar 2-3 minggu menjadi 2 bulan untuk dapat sampai ke Tanah Air. Adhi meminta Pemerintah untuk dapat segera berkoordinasi dengan para pemangku kepentingan terkait agar persetujuan impor gula untuk kebutuhan industri dapat segera diterbitkan.
"Kelangkaan pasokan gula bahan baku industri dapat berakibat pada menurunnya produktivitas sektor industri makanan minuman nasional, yang pada akhirnya dapat menambah tekanan terhadap perekonomian yang belum pulih. Potensi masalah berikutnya tidak hanya menyangkut kekosongan produk di pasar dan sektor tenaga kerja, namun juga berpengaruh pada sektor hulu seperti peternak (sapi,dll), petani (buah, dll) dan membanjirnya produk impor untuk mengisi permintaan pasar," jelas Adhi.
Ia berharap peraturan itu nantinya dapat memberikan kemudahan dan kepastian berusaha bagi industri nasional, terutama kepastian pasokan bahan baku dan operasional industri makanan minuman agar bisa meningkatkan daya saingnya, menyediakan produk pangan yang terjangkau serta industrinya terus tumbuh dan berkembang.
Apalagi, dalam beberapa waktu terakhir sektor industri makanan minuman seperti tidak terkena dampak pandemi Covid-19. Kontribusi industri makanan minuman terhadap ekspor nasional pada rentang Januari hingga September 2020 mencapai 21,38%. Industri makanan dan minuman berkontribusi sebesar 39,51% terhadap PDB sektor pengolahan nonmigas pada triwulan III-2020.
Impor gula selama ini memang tinggi, pada 2020 saja kebutuhan gula kristal mentah (raw sugar) untuk industri dalam negeri diprediksi mencapai 3,6-3,7 juta. Dari angka tersebut, Kementerian Perindustrian akan mengajukan alokasi impor sebanyak 2,8 juta ton.
Secara historis, realisasi impor gula untuk bahan baku industri dari Januari hingga akhir November 2018 telah mencapai 2,96 juta ton, dari alokasi impor yang diberikan untuk tahun ini sebesar 3,15 juta ton.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bulog Siap-Siap Impor Gula 53 Ribu Ton, Buat Apa?