
Awas Perang! AS Kirim 2 Bomber Jarak Jauh Warning Iran

Jakarta, CNBC Indonesia - Amerika Serikat (AS) mengerahkan dua pembom jarak jauh B-52 ke Teluk, Kamis (10/12/2020). Dilaporkan AFP, kedua bomber lepas landas dari Pangkalan Angkatan Udara Barksdale di Louisiana dan berputar-putar di dekat Qatar sambil mengawasi garis pantai Iran.
Menurut Komando Pusat AS Jenderal Frank McKenzie, ini adalah pesan bagi sekutu dan musuh di kawasan itu. "Untuk menggarisbawahi komitmen militer AS kepada mitra regionalnya dan juga memvalidasi kemampuan untuk mengerahkan kekuatan tempur dengan cepat di mana pun di dunia," katanya dikutip Jumat (11/12/2020).
Meski tak menyebut Iran secara langsung, AS menyebut musuh potensial harus memahami bahwa tak ada negara di bagian dunia manapun yang mampu dengan cepat mengerahkan kekuatan tempur tambahan menghadapi Paman Sam. AS sebelumnya memang merujuk Teheran sebagai dalam dari sejumlah upaya penyerangan terhadap pasukannya dan sekutu.
AS berkoordinasi dengan aliansi di Timur Tengah, yakni Arab Saudi, Bahrain dan Qatar untuk izin melintas wilayah udara. Penerbangan bomber dilakukan 36 jam non stop, melintasi Eropa kemudian ke Semenanjung Arab.
Ini merupakan kedua kalinya bomber AS masuk ke wilayah tersebut guna menekan Iran. Di bawah Presiden AS Donald Trump, AS menerapkan kampanye 'tekanan maksimum' ke negara Syiah itu.
Sebelumnya, AS memang telah meminta Pentagon untuk memangkas jumlah pasukan AS di Irak, menjadi 2.500. Ini juga terjadi untuk kawasan lain, seperti Afganistan dan Somalia.
Namun di sejumlah wilayah signifikan, militer tetap dipertahankan. November lalu misalnya, sebuah kelompok kapal induk, dipimpin USS Nimitz bertenaga nuklir juga berlayar ke Teluk.
AS dan Iran kembali menjadi musuh bebuyutan di Timur Tengah sejak 2018. Ini terjadi pasca-Trump menarik diri dari perjanjian nuklir yang dibuat Presiden AS Barrack Obama dengan sejumlah negara dan Iran, yang menyebabkan negeri Ayatollah Khamenei mendapat banyak sanksi dan berujung pada krisis ekonomi.
Sebelumnya 26 November lalu, meski Trump akan lengser Januari 2021, pemerintahannya menjatuhkan sanksi kepada perusahaan China dan Rusia yang 'nekat' bekerja sama dengan Iran.
Perusahaan yang baru mendapat sanksi adalah Chengdu Best New Materials Co. dan Zibo Elim Trade Company yang berbasis di China, serta Nilco Group, Elecon dan Aviazapchast yang berbasis di Rusia.
(sef/sef) Next Article Iran-AS Bakal 'Temu Kangen' di Wina, Bahas Nuklir!
