
Ayatollah Khamenei Disebut Sakit, Serahkan Kekuasaan ke Anak?

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Khamenei dikabarkan sakit. Karenanya ia disebut akan mentransfer kekuasaannya ke putranya, Mojtaba Khamenei.
Melansir Newsweek yang mengutip jurnalis Iran, Mohamad Ahwaze, kesehatan Khamenei disebut menurun. Beberapa sumber menyebut ia sakit prostat.
Ini juga menjadi jawaban dari pembatalan pertemuan antara Khamenei dan Presiden Iran Hassan Rouhani pekan lalu. "Pertemuan antara [Khamenei] dan Presiden Rouhani ini dibatalkan karena memburuknya kondisi kesehatan Khamenei," tulis Ahwaze, dikutip Senin (7/12/2020).
Meski begitu pemberitaan ini mendapat reaksi negatif dari publik Iran. Dilansir dari Sputniknews, masyarakat Iran berbondong-bondong mem-bully media barat yang melaporkan berita tersebut.
Salah satunya adalah Seyed Mohammad Marandi, seorang profesor sastra Inggris di Universitas Teheran. Ia menulis berita itu tidak masuk akal.
"Sampah. Inilah mengapa media Barat tidak memiliki kredibilitas. Ini seperti angan-angan mereka bahwa Iran akan menyerahkan kemampuan pertahanan misilnya dan dukungannya untuk sekutunya dalam perang melawan terorisme dan apartheid. Newsweek hanyalah salah satu contoh dari media pendirian yang didiskreditkan," katanya.
Di bawah konstitusi Iran, pemimpin tertinggi secara resmi dipilih dan diawasi oleh Majelis Ahli. Ini adalah sebuah badan musyawarah yang anggotanya diperiksa oleh Dewan Penjaga, sebuah badan ahli hukum dan ahli hukum Islam beranggotakan 12 orang.
Dewan ini bertugas menafsirkan konstitusi, mengawasi pemilihan umum, dan menyetujui calon presiden dan Majelis Permusyawaratan Islam. Secara teoritis, penerus Khamenei akan dipilih oleh Majelis Ahli dan bukan oleh pemimpin tertinggi itu sendiri.
Sementara itu, akun Ahwaze dikenal sebagai jurnalis yang biasa menyuarakan tentang hal-hal yang terjadi di dalam negeri Iran kepada dunia. Berita ini muncul saat Iran sedang mengalami agresi besar yang diduga didalangi Amerika Serikat (AS) dan Israel.
Baru-baru ini, ilmuwan nuklir Iran Mohsen Fakhrizadeh ditembak di dekat ibu kota Teheran. Ia disebut dibunuh dengan senjata super canggih yang digerakkan dengan kecerdasan buatan.
(sef/sef) Next Article Kabar Mengejutkan dari Iran, Ayatollah Khamenei Mundur?
