Langgar Protokol, 178 Ribu Orang Kena Tegur Satgas di Pilkada

Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
10 December 2020 21:45
Petugas berjaga di Pilkada. (AP/Tatan Syuflana)
Foto: Petugas berjaga di Pilkada. (AP/Tatan Syuflana)

Jakarta, CNBC Indonesia- Sebanyak ada 178.039 orang ditegur oleh selama rangkaian Pilkada berlangsung pada Rabu (10/12/2020). Dari pemantauan Bersatu Lawan Covid-19 (BLC) dari dari 32 provinsi yang meliputi 309 kabupaten/kota, ada 178.039 orang yang ditegur. Satgas mengungkapkan rata-rata kepatuhan individu memakai masker di TPS 95,96%. Sedangkan rata-rata kepatuhan menjaga jarak dan menghindari kerumunan 90,71%.

"Protokol kesehatan pada pilkada sudah cukup baik, mayoritas masyarakat yang berpartisipasi bisa menerapkan 3M yang menjadi modal menekan penualran, ini perlu diapresiasi. Dari pemantauan BLC, dari 32 provinsi yang meliputi 309 kabupaten/kota, ada 178,039 orang yang ditegur," kata Juru Bicara Pemerintah Untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito, Kamis (10/12/2020).

Dari sisi teknis penyelenggaraan berjalan baik maupun terkait dengan protokol kesehatan, selama 2 bulan terakhir Satgas melakukan pengawasan melalui monitoring BLC kepada 164,5 juta masyarakat, di 42,4 juta titik. Pemantauan yang tersebar di 512 kabupaten kota dan 34 provinsi di Indonesia.

"Rangkaian pilkada masih terus berlangsung sampai pengumuman resmi KPI terkait pemilihan, kami meminta Satgas daerah melakukan penegakan disiplin secara konsisten dan pada masyarakat yang tidak patuh pada protokol kesehatan khususnya pada rangkaian pilkada," ujar Wiku.

Lain halnya dengan pihak penyelenggara yang angka kepatuhannya hanya kurang dari 50% dalam menyiapkan sarana dan prasarana kesehatan. Temuan ini akan dievaluasi menyeluruh oleh penyelenggara masih ada tahapan lain pasca pemungutan suara seperti rekapitulasi hasil dan pengumuman pemenang Pilkada 2020.

"Rendahnya angka ini tentunya sangat disayangkan mengingat ini sudah diatur dalam Peraturan KPU," kata Wiku

Pada kesempatan itu Wiku menegaskan pengendalian Covid-19 tidak akan efektif juga hanya mengandalkan satu cara, harus dilakukan serangkaian upaya lain untuk menutupi kekurangan dan saling melengkapi.

"Misalnya protokol 3M yang hanya satu aspek, dan 3T yang satu upaya saja, akan menghasilkan pengendalian Covid-19 yang kurang efektif. Langkah vaksinasi harus tetap diikuti kedisiplinan menjalan protokol kesehatan," kata dia.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Data Baru Sebut China Sudah Kaji Covid Sebelum Pandemi Meledak

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular