Crazy Rich RI Tajir Karena Jualan Rokok? Nggak Juga Lho...

Tren konsumsi rokok yang terus meningkat di Tanah Air sebelum pandemi memang menambah tebal pundi-pundi uang para pengusaha rokok. Wajar saja jika mereka masuk jajaran orang terkaya di Indonesia.
Namun pernyataan Pak JK soal orang terkaya nomor 1 sampai 3 berbisnis rokok jelas tidaklah tepat. Setiap tahunnya Forbes hingga Bloomberg terus memberikan pembaruan daftar orang terkaya di suatu negara hingga di level dunia. Indonesia tak terkecuali.
Apabila menggunakan rilis Forbes tahun ini, dari 10 crazy rich Indonesia hanya ada dua pebisnis yang memiliki asosiasi dengen rokok. Pertama adalah duo sultan asal Kudus, Hartono bersaudara. Kedua adalah Susilo Wonowidjojo.
Duo Hartono bersaudara dikenal karena memiliki pabrik rokok merek Djarum. Kekayaannya jika ditotal mencapai US$ 38,8 miliar. Menggunakan kurs Rp 14.080/US$ nilainya mencapai Rp 546,3 triliun.
Namun sayangnya cuan paling banyak dari keluarga Hartono tidaklah didulang dari rokok, melainkan dari bank. Melalui PT Dwi Muria Investama Andalan, Robert dan Michael Hartono mengusai 54,94% saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).
Apabila nilai kapitalisasi pasar BBCA mencapai Rp 792,1 triliun, maka sumbangsih dari kepemilikan saham bank ini sudah mencapai Rp 435 triliun atau hampir 80% dari total aset kekayaannya.
Sementara itu, untuk kasus Susilo Wonowidjojo sebagai pemilik PT Gudang Garam Tbk (GGRM) kekayaannya mencapai US$ 5,3 miliar atau setara dengan Rp 74,6 triliun. Mayoritas kekayaannya memang disumbang dari rokok.
Namun peringkat Susilo Wonowidjojo turun tahun ini dan bukan lagi masuk tiga besar melainkan merosot ke ranking enam. Penurunan harga saham yang signifikan dibanding tahun lalu jadi pemicunya.
Sampai di sini jelas bahwa pernyataan Pak JK kurang tepat. Memang ada pebisnis rokok yang masuk ke jajaran orang terkaya di RI. Namun kenyataannya kekayaan para crazy rich Indonesia ditopang oleh diversifikasi bisnisnya.
Di dunia orang-orang yang punya bisnis teknologi menjadi orang yang paling kaya. Sebut saja Jeff Bezos bos e-commerce terbesar AS, Elon Musk yang kontroversial dengan Tesla, Bill Gates dari Microsoft hingga Marck Zuckerberg si empunya Facebook.
Sementara di kawasan Asia orang-orang paling tajirnya lebih banyak berbisnis energi seperti di India misalnya ada Mukesh Ambani dari Reliance Industries yang punya raksasa kilang migas.
Di Thailand ada Chearavanont yang menjadi generasi keempat penerus Charoen Phokpand yang berbisnis ritel, makanan dan telemomunikasi. Sebenarnya di Indonesia masih lebih banyak crazy rich yang berbisnis di sektor konsumen non-rokok. Banyak pula taipan batu bara dan sawit.
(twg/twg)