
RI Berpeluang Jadi Raja Produsen Vitamin A dan E Dunia

Jakarta, CNBC Indonesia - Ceruk bisnis produk olahan minyak sawit dianggap cukup menggiurkan potensinya. Sebagai negara pengekspor crude palm oil (CPO) terbesar, minyak sawit dapat dijadikan sumber pembuatan suplemen vitamin A dan E.
Ketua Umum Asosiasi Produsen Oleochemical Indonesia (APOLIN) Rapolo Hutabarat mengatakan banyak potensi yang dapat digali pada olahan produk sawit. Khusus industri makanan dan farmasi, minyak sawit mengandung beta carotene dan tocopherol ini berguna untuk pembuatan suplemen vitamin A dan E.
"Beta carotene dan tocopherol banyak terkandung dalam minyak sawit, ini menjadi sumber pro vitamin A dan E, kosmetik dan pewarna makanan," katanya dalam webinar, Rabu (9/12).
Dia menjelaskan untuk kandungan beta carotene dari jenis konsentrasi minyak sawit 300 ppm ada potensi sebesar 0,3 ribu ton beta carotene. Jadi dengan produksi nasional yang mencapai 45 juta ton CPO per tahun bisa menghasilkan 13,5 ribu ton beta carotene per tahun atau setara US$ 4,7 miliar. Sementara untuk produksi tocopherol jenis minyak sawit 600 ppm dapat menghasilkan 27 ribu ton Tocopherol atau setara US$ 2,7 miliar per tahun.
Di pasar internasional penjualan beta carotene natural seharga US$ 350 -7.500 per kilogram. Dan Tocopherol sebesar US$ 100 per kilogram. Rapolo mengatakan Indonesia sudah mengabaikan potensi ini sebagai nilai tambah dalam negeri.
Sampai saat ini pangsa pasar terbesar berasal dari Belanda, Jerman, Denmark, Amerika, dan Israel untuk beta carotene dengan pertumbuhan konsumsi yang naik gradual 4,2% per tahun. Indonesia sendiri masih mengimpor Vitamin A dan E sebanyak 683 ton di tahun 2018 dan 500 ton di tahun 2019.
Fasilitas Industri Indonesia Belum Siap
Rapolo menjelaskan karena membutuhkan teknologi yang canggih dan rumit dan belum ada yang bisa mengolah turunan minyak sawit ini. Nilai investasi yang sangat mahal membuat investor enggan untuk memproduksi beta carotene dan tocopherol.
Dari anggota APOLIN sendiri belum ada yang bisa memproduksi. "Dari anggota kita belum ada yang memproduksi beta carotene dan tocopherol, baru satu yang memproduksi MCT (Medium Chain Triglyceride)," katanya.
Dia meminta kebijakan dari pemerintah untuk memberikan insentif untuk menarik investor dalam maupun luar negeri untuk berinvestasi untuk memproduksi beta carotene dan tocopherol.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Heboh Resep Obat Covid-19 Saat Isolasi Mandiri, Waspada!