DPR Peringatkan Mendag Soal Julukan Kementerian Impor

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
09 December 2020 13:20
Mendag: Gabung di RCEP, Ekspor RI Bisa Naik 11% Dalam 5 Tahun  (CNBC Indonesia TV)
Foto: Mendag: Gabung di RCEP, Ekspor RI Bisa Naik 11% Dalam 5 Tahun (CNBC Indonesia TV)

Jakarta, CNBC Indonesia - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) memperingatkan Menteri Perdagangan Agus Suparmanto perihal kinerja instansinya dalam mengelola kinerja perdagangan Indonesia.

Wakil Ketua Komisi IV DPR Aria Bima meminta agar instansi yang dipimpin Agus Suparmanto tidak hanya berorientasi impor. Otoritas perdagangan harus berupaya meningkatkan ekpsor Tanah Air.

Peringatan tersebut mengemuka saat Agus Suparmanto meminta restu kepada komisi untuk mengesahkan perombakan perjanjian dagang ASEAN Jepang khususnya di Indonesia.

"Kami harapkan dengan persetujuan ini bisa lebih memberikan ruang kepada Kemendag untuk lebih bisa menjadikan peran untuk melakukan dialog hubungan dagang," kata Aria Bima, seperti dikutip Rabu (9/12/2020).

"Tidak ada perdagangan bebas, ini perang dagang. Pikiran kita jangan sampai Kementerian Perdagangan itu menjadi Kementerian Impor, tapi kementerian untuk lebih kepada orientasi ekspor," jelasnya.

Aria Bima menilai, sebagian perjanjian dagang internasional telah membuat neraca perdagangan mengalami defisit, terutama di sektor migas. Bahkan, situasi tersebut belum membaik.

"Sebelum pandemi saja kita masih dalam posisi mengalami peningkatan, tetapi kenaikan total perdagangan itu tidak kemudian ditandai dengan surplus neraca perdagangan. Tetapi justru beberapa sektor perjanjian kita itu justru berdampak," katanya.

Lantas, apa kata Agus Suparmanto?

"Memang Jepang ini sudah mitra lama. Tapi kita harus tingkatkan komunikasi dan hubungan tersebut, tidak hanya perdagangan tapi juga investasi," kata Agus.

Agus menegaskan bahwa perombakan perjanjian dagang dengan Jepang akan mengubah posisi Indonesia ke arah yang lebih positif. Namun, ia tak menjelaskan secara rinci terkait hal tersebut.

"Intinya dengan perjanjian kita ini harus ada benefit. Dan benefitnya adalah kita bisa mempunyai nilai tambah khususnya untuk devisa dan nilai ekspor kita ke Jepang,"jelasnya.

"Mengenai kekuatan bagaimana kita bisa melakukan diplomasi, kami akan manfaatkan itu, berkaitan dengan kebutuhan misalnya Jepang 30% energi dari batu bara dan gas. Ini kita sebagai produsen batu bara dan juga gas. Ini akan kita manfaatkan," katanya.


(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Impor Kertas Rokok Melonjak, Pemerintah Mulai Investigasi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular