
Korsel Kritis Covid: Presiden Turun Tangan, Tes Makin Gencar!

Jakarta, CNBC Indonesia - Korea Selatan kembali diterjang gelombang virus corona untuk kesekian kalinya. Akibatnya Presiden Moon Jae-in menyerukan peningkatan pengujian Covid-19 dan pelacakan yang lebih menyeluruh pada Senin (7/12/2020).
Juru bicara kepresidenan Gedung Biru, Chung Man-ho mengatakan, Presiden Moon Jae-in memerintahkan pemerintah untuk memobilisasi setiap sumber daya yang tersedia untuk melacak infeksi, dan untuk memperluas pengujian dengan mengerahkan militer dan lebih banyak orang dari layanan publik.
Chung menambahkan jika Moon meminta situs pengujian harus beroperasi lebih lama untuk memungkinkan orang yang bekerja diuji sesuai kenyamanan mereka dan lebih banyak fasilitas pengujian drive-through harus disiapkan.
Na Seong-woong, wakil direktur Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (Korea Disease Control and Prevention Agency/KDCA) mengatakan mulai minggu depan, pusat pengujian akan mulai menggunakan alat tes yang dirancang untuk mengumpulkan sampel dari air liur dengan lebih mudah.
Hal ini diharapkan dapat mengurangi beberapa kesulitan yang mereka hadapi saat mencoba mengumpulkan sampel yang dapat digunakan. Sementara pertanyaan mengenai keakuratannya, KDCA juga akan mulai menggunakan tes antigen, yang seharusnya mendeteksi protein spesifik dari virus, sebagai penghentian sementara.
Na memperkirakan bahwa kasus harian akan berkisar antara 550 hingga 750 untuk minggu ini, kemungkinan melonjak hingga 900 per hari pada minggu depan.
Sebelumnya KDCA melaporkan 615 kasus Covid-19 baru pada Minggu (6/12/2020) tengah malam. Sementara tingkat positif untuk batch tes terbaru adalah sekitar 4,2%, dibandingkan dengan rata-rata tahun ini sebesar 1,2%.
Dia juga mengatakan pihak berwenang telah melonggarkan aturan untuk mengosongkan lebih banyak tempat tidur dengan mengizinkan rumah sakit membebaskan beberapa pasien lebih cepat.
"Krisis ini adalah yang paling kritis," katanya, memperingatkan bahwa wabah itu dapat menyebabkan "keruntuhan medis" jika jumlahnya tidak dibendung, sebagaimana dilaporkan Channel News Asia (CNA).
Selain meningkatkan pengujian, Pemerintah Korsel juga akan memberlakukan aturan jarak sosial yang tinggi untuk ibu kota Seoul dan daerah sekitarnya yang akan berlangsung setidaknya hingga akhir bulan Desember.
Saat ini Pemerintah sudah menerapkan aturan wajib masker, jam malam untuk restoran dan bisnis lain, serta pembatasan transportasi umum. Di antara fasilitas yang diperintahkan untuk ditutup sepenuhnya adalah akademi swasta atau sekolah penjajakan atau 'hagwon' yang digunakan oleh siswa untuk studi tambahan.
Korsel sendiri menghindari penguncian tetapi menggunakan sistem pelacakan, pengujian, dan karantina yang intensif untuk memadamkan dua gelombang infeksi sebelumnya.
Menurut data Worldometers, Korsel kini memiliki 38.161 kasus positif, dengan 549 kasus kematian, dan 29.301 pasien berhasil sembuh.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Warga RI Jangan ke Korsel Dulu, Covid Rekor 8.000 Kasus/Hari