Covid Tembus 8 Ribu Kasus, Pengusaha Ancang-Ancang Terburuk!

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
04 December 2020 14:57
Suasana upacara pemakaman jenazah COVID-19 dengan upacara militer di kawasan TPU Pondok Ranggon Blok Unit Kristen, Jakarta Timur, Kamis (3/12/2020). Lahan khusus untuk jenazah COVID-19 muslim di TPU Pondok Ranggon, Jakarta Timur, penuh. Karena itu, TPU Pondok Ranggon memutuskan hanya melayani jenazah COVID-19 muslim dengan sistem tumpang. Dikutip dari Detikcom "Hingga saat ini, TPU Pondok Ranggon untuk unit muslim COVID sudah full, masih ada sisa untuk kurang-lebih unit Kristen COVID 100 petak lagi. Jadi muslim bisa dilayani dengan sistem tumpang," kata penanggung jawab pelaksana TPU Pondok Ranggon, Muhaemin. Sistem tumpang yang dimaksud yakni dengan menumpangkan jenazah COVID-19 ke makam jenazah anggota keluarga atau orang yang dikenal. Namun, kata Muhaimin, sistem tumpang hanya bisa dilakukan atas persetujuan atau izin dari pihak keluarga. Untuk unit muslim pemakaman jenazah Covid-19 diarahkan menuju TPU Tegal Alur yang berada di Jakarta Barat. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: TPU Korban Covid-19 di kawasan TPU Pondok Ranggon. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pertambahan kasus positif Covid-19 di Indonesia dalam beberapa hari terakhir semakin 'menggila'. Jumlah kasus yang terkonfirmasi sempat mencapai 8.369 kasus dalam sehari pada Kamis (3/12), sekaligus menjadi rekor tertinggi selama pandemi Covid-19 terjadi di Indonesia.

Hal ini membuat kalangan pengusaha kian khawatir dampak yang timbul bakal semakin besar, baik dari sisi kesehatan maupun ekonomi. Mereka mempersiapkan pada skenario terburuk.

"Hari demi hari kenaikan kasus positifnya cukup mengerikan," kata Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Antonius J. Supit kepada CNBC Indonesia, Jumat (4/12/20).

Ia mengatakan pertambahan kasus positif  terus rekor ini belum bakal selesai dalam waktu dekat. Apalagi banyak terjadi kerumunan dalam beberapa waktu terakhir, juga termasuk potensi penyebaran virus di momen yang memang direncanakan pemerintah, yakni pemilihan kepala daerah (Pilkada).

"Ekonomi sulit, banyak perusahaan mengalami penurunan pendapatan. Ekonomi dunia pun berat. Ke depan masih akan sulit, apalagi kita masih struggle dengan pandemi. Selama pandemi belum bisa kita prediksi kapan ini teratasi, tentu tidak ada jaminan selesai kapan tapi minimal kelihatan," sebutnya.

Sayangnya hingga kini tanda-tanda penurunan kasus belum juga muncul, bahkan terus meningkat. Menurut Anton, setiap industri perlu memiliki hitungan tersendiri untuk bisa bertahan selama mungkin. Pasalnya, dunia usaha sudah merasakan penurunan sejak 9 bulan silam.

"Hope for the best, prepare for the worst. Artinya masing-masing harus bisa mengkalkulasi, terutama sektor pariwisata angkutan. Harus betul-betul mempersiapkan kondisi yang tentu berharap optimistis, tapi optimisme itu nggak melonggarkan protokol covid-19. Di industri individu bisa ketat di pabrik, tapi di luar pabrik domain pemerintah daerah, ini berlaku ketegasan pimpinan daerah tersebut," katanya.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Covid-19 Singapura Ngegas 25.000, Warga Ramai-Ramai Borong Masker

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular