
Vaksin Pfizer Ampuh Bikin Negeri 'John Bull' Keluar Resesi?

Jakarta, CNBC Indonesia - Negeri 'John Bull' Inggris mencatatkan sejarah di tahun ini sebagai negara pertama yang merestui penggunaan darurat vaksin Covid-19. Pfizer-BioNTech mendapatkan kehormatan karena vaksin yang mereka kembangkan bakal digunakan untuk keadaan darurat nasional di negeri Ratu Elizabeth tersebut.
Kabar tersebut berhembus kemarin Rabu (2/11/2020). Inggris telah memesan kurang lebih 40 juta dosis vaksin Covid-19 dari Pfizer. Jumlahnya cukup untuk memvaksinasi kurang lebih sepertiga populasi Inggris. Namun tidak semua dosis vaksin tersebut akan sampai ke tangan Inggris tahun ini.
Inggris baru akan menerima 800 ribu dosis vaksin dari pabrik Pfizer yang berlokasi di Belgia. Hingga akhir tahun nanti jumlah dosis yang akan diterima Inggris bakal mencapai jutaan menurut keterangan Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock sebagaimana diwartakan NBC News.
Rencananya, mulai minggu depan ada sebanyak 800 ribu dosisvaksin bakal disuntikkan untuk segelintir orang dari golongan tenaga medis dan kelompok berisiko lain seperti lansia di atas 80 tahun.
Perdana Menteri Borish Johnson pun menyambutnya dengan gembira. Ia berharap dengan dimulainya vaksinasi di Inggris bakal kembali memutar roda ekonomi lebih kencang.
"Luar biasa," kata Perdana Menteri Boris Johnson. "Perlindungan vaksinlah yang pada akhirnya akan memungkinkan kita untuk mendapatkan kembali hidup kita dan membuat ekonomi bergerak kembali."
Sebagai negara maju, ekonomi Inggris pun tak luput dari resesi. Apalagi Inggris termasuk negara yang menerapkan lockdown. Pembatasan mobilitas membuat perekonomian terkena pukulan ganda baik dari sisi pasokan maupun permintaan.
Pada kuartal kedua tahun ini, output perekonomian Inggris mengalami kontraksi yang dalam. PDB Inggris tercatat minus lebih dari 20% secara year on year (yoy). Namun seiring dengan pelonggaran pembatasan di kuartal ketiga performa ekonominya membaik meski tetap berada di zona negatif.
Pelonggaran pembatasan bukan tanpa konsekuensi serius. Bertepatan dengan masuknya periode musim dingin, kasus infeksi Covid-19 di Britania Raya kembali melesat. Kini Inggris sedang menghadapi gelombang kedua wabah Covid-19. Pembatasan mobilitas pun kembali diterapkan walaupun tak seketat lockdown jilid I.
Artinya perekonomian Inggris sampai akhir tahun ini masih belum bisa terselamatkan. Besar kemungkinan di kuartal keempat juga masih akan mencatatkan kontraksi kendati vaksinasi sudah dimulai.
Lagipula jika satu orang butuh dua dosis vaksin artinya masyarakat Inggris yang bakal tervaksinasi sampai akhir tahun masih kurang dari 1 juta orang.