
Belum Ada Kabar Baik, Tahun Depan Penjualan Mobil Masih Suram

Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam rilis terbarunya Fitch Ratings punya prediksi yang tidak mengenakkan terkait penjualan kendaraan roda empat (mobil) di Tanah Air untuk tahun depan. Menurutnya volume penjualan di tahun 2021 belum bisa mencapai level 2019.
"Daya beli yang lemah dan pengangguran yang meningkat akibat pandemi virus corona akan membatasi permintaan mobil, sementara kemungkinan pembatasan pergerakan yang lebih besar akan menghambat pemulihan," tulis Fitch Ratings dalam rilisnya.
Asosiasi Industri (GAIKINDO) baru-baru ini menurunkan perkiraan penjualan mobil untuk tahun 2020 menjadi 525 ribu unit. Turun dari perkiraan sebelumnya di angka 600 ribu unit tahun ini. Padahal jumlah itu sudah direvisi dari proyeksi awal di angka 1 jutaan unit.
Menurut Fitch Ratings, inisiatif pemerintah untuk merangsang permintaan otomotif seperti kebijakan penurunan pajak kemungkinan besar tidak cukup untuk mengimbangi dampak pandemi pada permintaan mobil domestik.
Fitch memperkirakan penjualan domestik kendaraan roda empat pada 2021 tetap 30% sampai 40% lebih rendah dari pada 2019 atau kurang dari 700.000 unit. Meskipun ada perbaikan sejak Juni 2020, permintaan fundamental tetap lemah.
Ketidakpastian yang berkepanjangan akibat pandemi akan membuat konsumen membatasi pengeluarannya untuk barang-barang mewah dan tahan lama termasuk pembelian mobil.
Penjualan mobil ritel pada periode 10 bulan pertama tahun ini turun 47% (yoy). Penjualan pada Oktober 2020 merupakan yang tertinggi sejak April 2020, tetapi masih terkontraksi sebesar 48% (yoy).
Pemulihan permintaan juga melambat. Hal ini terlihat dari penjualan grosir yang relatif datar pada Oktober 2020 dan penjualan eceran hanya tumbuh 6% dari bulan sebelumnya.
Jumlah infeksi virus corona di Indonesia telah meningkat baru-baru ini, dengan kasus harian mencapai angka tertinggi 5.000-6.000 dalam beberapa hari terakhir. Tentu ada kekhawatiran hal ini akan membuat pemerintah mengambil kebijakan rem darurat yang bakal semakin menekan permintaan mobil.
Lebih lanjut Fitch menerangkan bahwa penurunan suku bunga Bank Indonesia baru-baru ini tidak akan mendongkrak penjualan mobil karena pelanggan cenderung menunda pembelian dalam jumlah besar di tengah ketidakpastian seputar pemulihan ekonomi.
Biaya pinjaman yang lebih rendah biasanya akan mendorong pembelian karena 70% - 80% pembelian otomotif di Indonesia dilakukan dengan menggunakan kredit.
Namun nyatanya lima kali pemangkasan suku bunga bank sentral pada tahun 2020 yang membuat suku bunga acuan menjadi 3,75% tidak menghasilkan pemulihan penjualan yang signifikan.
Selain permintaan dari sisi konsumen yang lemah, penyaluran kredit oleh perbankan dan lembaga keuangan juga cenderung melambat. Bank dan leasing cenderung lebih selektif dalam penyaluran kreditnya.
Sementara itu untuk pemulihan pasar mobil bekas akan lebih didorong oleh keterjangkauan harga relatif terhadap kendaraan baru karena beberapa konsumen dengan daya beli yang berkurang beralih ke kendaraan pribadi dari transportasi umum.
(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Penurunan Penjualan Mobil Masih Dalam, 2020 Sangat Suram!