Pantes Libur Akhir Tahun 'Disunat', Covid-19 Ngeri Banget!

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
02 December 2020 14:22
Swab Test
Foto: Warga menjalani tes usap atau swab test di GSI Lab (Genomik Solidaritas Indonesia Laboratorium), Cilandak, Jakarta, Senin (2/11/2020). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ada satu realita yang tidak mengenakkan tentang negeri ini di tahun 2020. Dari 191 negara dan teritori yang terjangkit wabah Coronavirus Disease 2019 (Covid-19), negara kita berada di peringkat 22 dengan sumbangan total kasus kumulatif terbanyak di dunia.

Miris memang! Sudah lebih dari setengah juta orang di Tanah Air yang dilaporkan mengidap Covid-19 sejak dilaporkan pertama kali langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada awal Maret lalu. Sementara korban meninggalnya tembus angka 17 ribu. 

Di kawasan Asia Tenggara, Indonesia berada di ranking wahid kalau berbicara soal kasus kumulatif Covid-19. Indonesia bahkan mengungguli Filipina. Secara peringkat global Indonesia hanya di bawah Chile satu peringkat dan tepat satu peringkat di atas Belanda.

Jika ada 17 ribu orang dilaporkan meninggal akibat Covid-19 dari total kasus yang mencapai angka 540 ribu. Artinya tingkat fatalitasnya mencapai angka 3%. Jika dibandingkan dengan 25 negara lain yang menduduki peringkat paling atas di dunia dari segi jumlah kumulatif kasus, RI ada di peringkat nomor 6.

Peringkat nomor enam bukanlah kabar gembira tentunya. Apalagi kalau dilihat dari segi kurva epidemiologi Indonesia termasuk negara yang kurvanya belum pernah benar-benar melengkung ke bawah.

Ini menjadi cerminan bahwa Indonesia belum melalui puncak wabah Covid-19 gelombang pertama ketika negara-negara lain sudah gembar-gembor lockdown karena serangan Covid-19 untuk gelombang kedua. 

Tren pertambahan kasus baru per harinya di dalam negeri terus meningkat. Pekan lalu bahkan dalam sehari kasus bisa bertambah sampai lebih dari 6.200. Kemarin kasus tembus di atas angka 5.000 dalam sehari. 

Di tengah tingginya pertambahan kasus infeksi Covid-19 di Indonesia ada dua provinsi yang menjadi sorotan yaitu DKI Jakarta dan Jawa Tengah. Kenaikan kasus di kedua wilayah ini sangat signifikan. 

Hal ini juga bertepatan dengan dua momentum besar yang menciptakan kerumunan di beberapa bulan terakhir. Kasus Covid-19 di Jawa Tengah melonjak pasca libur panjang satu pekan akhir Oktober. 

Sementara untuk kenaikan kasus infeksi Covid-19 di ibu kota juga ditengarai ada sangkut pautnya dengan banyaknya kerumunan yang terjadi di pertengahan bulan November lalu. 

Presiden Jokowi bahkan sampai menyentil duo gubernur Anies-Ganjar. Mirisnya lagi setelah wakil gubernur DKI Jakarta Riza Patria dinyatakan positif terinfeksi Covid-19, sang gubernur Anies Baswedan juga ikutan menyusul dan harus isolasi mandiri selama 14 hari.

Sebenarnya tidak hanya tren pertambahan kasus baru yang meningkat di dua provinsi ini, tren pertambahan kasus kematian juga mengalami peningkatan meski masih cenderung fluktuatif.

Melihat kondisi yang sudah sangat mengkhawatirkan, untuk membendung lonjakan kasus Covid-19 lebih lanjut akhirnya pemerintah memutuskan untuk memangkas periode libur akhir tahun selama tiga hari. 

Libur akhir tahun ditetapkan mulai dari tanggal 24-27 Desember 2020. Mulai tanggal 28-30 adalah hari kerja biasa barulah tanggal 31 libur lagi untuk memperingati tahun baru. 

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular