
Goks! AS Cari James Bond Awasi China-Korut, Imbalannya Rp70 M

Jakarta, CNBC Indonesia - Amerika Serikat (AS) menuduh China melakukan pelanggaran atas kewajibannya untuk memberlakukan sanksi internasional terhadap Korea Utara (Korut). AS bahkan menawarkan hadiah untuk informasi tentang penghindaran sanksi.
Wakil Asisten Sekretaris Korut Alex Wong menuduh China berusaha untuk membatalkan sanksi PBB yang bertujuan membujuk Korut agar menyerahkan senjata nuklirnya. Wong memperingatkan sanksi baru AS terhadap individu dan entitas yang berbasis di China sebagai tanggapan mereka.
Wong mengatakan China terus menampung setidaknya 20.000 pekerja Korut yang melanggar larangan PBB. Tahun lalu AS juga mengamati kapal-kapal yang membawa batu bara terlarang atau barang-barang sanksi lainnya dari Korut ke China pada 555 kesempatan terpisah.
"Pada kesempatan ini ... apakah pihak berwenang China bertindak untuk menghentikan impor ilegal ini," kata Wong kepada Pusat Kajian Strategis dan Internasional Washington pada Selasa (1/12/2020), dikutip dari Reuters.
Ia juga mengatakan China saat ini menjadi tuan rumah setidaknya dua lusin perwakilan Korut yang terkait dengan program senjata atau bank Pyongyang, dan perusahaan China terus melakukan bisnis dengan entitas yang dikenai sanksi PBB.
Wong mengatakan China semakin berani mengizinkan perusahaannya untuk melakukan perdagangan dengan Korut, meski ada spektrum luas barang yang dilarang PBB, termasuk makanan laut, tekstil, besi dan baja, mesin industri, kendaraan, pasir dan kerikil.
"Di negara lain kami tidak melihat keluasan dan kedalaman aktivitas komersial ilegal yang terus berlanjut dengan Korut, skala yang menempatkan China dalam pelanggaran mencolok terhadap kewajibannya," katanya.
"Mereka berusaha untuk menghidupkan kembali hubungan perdagangan dan transfer pendapatan ke Utara, dengan demikian memastikan jangkauan China ke dalam ekonomi Utara."
Sementara China mengatakan pihaknya mematuhi sanksi PBB terhadap Korut, meskipun juga, bersama dengan Rusia, menyatakan harapan bahwa pelonggaran kondisi tersebut dapat membantu memecahkan kebuntuan dalam pembicaraan nuklir antara Washington dan Pyongyang.
Wong mengatakan Departemen Luar Negeri meluncurkan situs web di mana orang dapat memberikan informasi tentang penghindaran sanksi Korut dengan imbalan hingga US$ 5 juta (Rp 70,9 miliar, asumsi 14,190/US$). Dia juga memperingatkan sanksi baru untuk penghindaran tersebut, termasuk terhadap individu dan entitas dalam yurisdiksi China.
Washington juga menuduh China membantu Korut mencuci uang dari pencurian dunia maya yang dilakukan untuk mengumpulkan dana program senjatanya.
Presiden AS Donald Trump sempat mengadakan pertemuan dengan pemimpin Korut Kim Jong Un. Sayangnya upaya Trump untuk membujuk Kim agar dapat menyerahkan senjata nuklir tidak berhasil.
Pada Oktober, Korut sempat meluncurkan salah satu rudal balistik antarbenua terbesar di dunia. Para ahli mengatakan rudal tersebut mampu mencapai titik manapun jika AS berhasil menjadi tempat operasionalnya.
(sef/sef) Next Article AS Siap Konfrontasi dengan China, Ada Apa Lagi?
