
Gegara Covid, Kasus Malaria Nggak Turun-Turun

Jakarta, CNBC Indonesia - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa pemberantasan penyakit malaria pada 2020 ini seperti jalan di tempat. Penyebaran penyakit yang ditularkan oleh nyamuk ini masih sangat tinggi di wilayah-wilayah Afrika.
Dilansir dari AFP, laporan yang dirilis dalam 'Laporan Malaria Dunia 2020' ini, dikabarkan bahwa angka penularan masih sama dengan empat tahun terakhir.
Pada 2009, jumlah kasus malaria global diperkirakan mencapai 229 juta. Sementara itu, jumlah korban jiwa yang pernah turun dengan cepat secara efektif terhenti dalam dua tahun terakhir. Tercatat empat negara menyumbang hampir setengah dari semua kasus malaria global, yaitu Nigeria 27%, Republik Demokratik Kongo 12%, Uganda 5%, dan Mozambik 4%.
WHO mengatakan kekurangan dana menimbulkan "ancaman signifikan" dalam penanggulangan malaria ke depan, dengan hanya US$ 3 miliar atau sekitar Rp 42,3 triliun (asumsi kurs Rp 14.100 per US$) terserap dari target US$ 5,6 miliar atau sekitar Rp 79 triliun yang dinaikkan pada 2019.
"Kekurangan dana telah menyebabkan kesenjangan kritis dalam akses ke alat pengendalian malaria yang terbukti," seperti ditulis dalam laporan itu.
Selain dana, fokus yang besar terhadap penanggulangan pandemi Covid-19 juga menghambat kampanye pemberantasan malaria.
"Covid-19 semakin mengancam upaya kami untuk mengatasi malaria, terutama mengobati orang dengan penyakit tersebut," kata Matshidiso Moeti, Direktur Regional WHO untuk Afrika, seperti dikutip dari AFP, Senin (30/11/2020).
"Meskipun dampak Covid-19 yang menghancurkan terhadap ekonomi Afrika, mitra internasional dan negara-negara perlu berbuat lebih banyak untuk memastikan bahwa sumber daya tersedia untuk memperluas program malaria yang membuat perbedaan seperti itu." tambahnya.
Saat ini sudah 21 negara telah memberantas malaria selama dua dekade terakhir. Di luar Afrika, dilaporkan bahwa India terus membuat kemajuan yang mengesankan selama dua tahun terakhir, dengan penurunan kasus 18% dan penurunan kematian 20%.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article WHO Serang Data Covid China, Ada Apa Xi Jinping?