
Begini Skema Penyelamatan UMKM Dunia, RI Bagaimana?

Pemerintahan Joko Widodo tidak mau ketinggalan dengan negara lain unuk menggenjot stimulus, demi menyelamatkan UMKM. Total kucuran dana stimulus tahun ini mencapai Rp 695,2 triliun, atau setara dengan 4,2% PDB.
Dari sisi rasio ke PDB, angka tersebut tertinggal di Asia Tenggara dan hanya unggul dari Vietnam (1,5%), Laos 1%, dan Myanmar (0,1%). Jika dibelah lagi, UMKM mendapatkan alokasi stimulus Rp 123,5 triliun, atau nyaris seperlima (setara dengan 17,8%) dari total stimulus yang diberikan.
Stimulus bagi UMKM ini dijalankan dalam lima program. Pertama, bantuan sosial bagi pelaku usaha UMKM (dan koperasi) yang tergolong miskin dan rentan. Kedua, insentif pajak bagi UMKM yang beromzet di bawah Rp 4,8 miliar per tahun dengan tarif Pajak Penghasilan (PPh) final 0% selama 6 bulan (April-September 2020).
Ketiga, relaksasi dan restrukturisasi kredit UMKM dan koperasi, berupa penundaan angsuran dan subsidi bunga kredit. Penerima relaksasi juga diperluas untuk usaha mikro penerima bantuan pemerintah daerah (pemda) seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR), Ultra Mikro (UMi), program Mekaar Permodalan Nasional Madani (PNM), dll.
Keempat, perluasan pembiayaan modal kerja UMKM dan koperasi meliputi 23 juta UMKM dan koperasi yang belum terhubung dengan lembaga pembiayaan atau perbankan. Kelima, dukungan UMKM melalui Kementerian dan pemda seperti jaminan/asuransi kredit.
Terkait dengan program reformasi struktural, Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki mengakui ada beberapa permasalahan sehingga cenderung tertinggal jika dibandingkan dengan negara maju. Di antaranya, UMKM tidak memiliki infrastruktur digital (modem dan ponsel pintar), kekurangan dana untuk mengakses internet, dan minimnya literasi.
Oleh karena itu, Teten mengatakan bahwa pihaknya akan memberikan dukungan bagi pelaku usaha UMKM untuk mengakses internet dan platform digital. "Tujuannya, membantu UMKM offline untuk memiliki perangkat untuk dapat mengakses dunia digital," ujarnya belum lama ini.
Dari sisi moneter, Bank Indonesia (BI) ikut membantu pemulihan UMKM (dan industri secara umum) dengan memangkas BI 7-Day Reverse Repo Rate. Indonesia menjadi salah satu negara paling agresif memangkas suku bunga acuan, yakni sebesar 100 basis poin dalam 9 bulan.
Dengan program masif demikian, pelaku UMKM pun kian optimistis. Ini terlihat dari survei Organisasi Buruh Internasional (International Labor Organization/ILO) yang menunjukkan bahwa keyakinan pelaku usaha UMKM membaik menyusul gejala perbaikan, dan kuatnya kebijakan pemerintah, serta pencabutan kebijakan ketat sepert karantina wilayah (lockdown).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)[Gambas:Video CNBC]