Siaga Laut China Selatan, TNI Latihan Besar-besaran di Natuna

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
26 November 2020 09:20
Presiden di atas KRI Usman Harun dengan latar belakang KRI Karel Sasuit Tubun yang sedang berlabuh di Puslabuh TNI AL di Selat Lampa. (Setpres/Agus Suparto)
Foto: Presiden Joko Widodo di atas KRI Usman Harun dengan latar belakang KRI Karel Sasuit Tubun yang sedang berlabuh di Puslabuh TNI AL di Selat Lampa. (Setpres/Agus Suparto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Angkatan Laut (AL) Tentara Nasional Indonesia (TNI) telah mengerahkan sembilan kapal perang dan satu pesawat udara dalam Latihan Operasi di Natuna pada Rabu (25/11/2020).

Dilansir dari akun Twitter TNI AL, Panglima Komando Armada (Pangkoarmada) I Laksamana Muda TNI Abdul Rasyid menyatakan bahwa operasi latihan ini dilaksanakan untuk menyokong tugas TNI AL dalam melindungi kedaulatan negara di wilayah maritim.

"Koarmada I merupakan kotama operasional yang mengemban fungsi TNI AL di bidang pertahanan laut memiliki kewajiban dalam menjaga keutuhan dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai implementasi tugas TNI sebagai penangkal dan penindak setiap bentuk ancaman militer serta ancaman bersenjata" ujarnya dikutip CNBC Indonesia, Kamis (26/11/2020).

Sebelumnya, Bupati Natuna Abdul Hamid Rizal menyebut TNI bersiaga di Natuna. Ini sebagai antsipasi dan persiapan diri jika sewaktu-waktu konflik pecah antara Amerika Serikat (AS) dan China di Laut China Selatan (LCS).

Sebagaimana diketahui kedua negara bersitegang di perairan kaya itu. China mengklaim 80% wilayah laut itu sebagai areanya sementara AS masuk dengan dalih membela kepentingan sekutu dan kebebasan navigasi.

""Kalau di Natuna, kondisinya aman-aman saja. Cuma dengan adanya riak-riak (Amerika-China) itu kita kan perlu siap, waspada," kata Hamid dikutip dari CNNIndonesia.

Berbagai alat tempur juga telah mulai didatangkan demi menjamin keamanan di Natuna. Bahkan kata dia, markas khusus untuk TNI pun telah selesai dibangun meski tentara yang bersiaga masih terbilang tak terlalu banyak.

"Baru satu kompi besar. Itu markasnya juga sudah dibangun untuk markas Batalyon Marinir cuma kalau personel kayaknya bertahap," kata dia.

"Jadi, pangkalan-pangkalan pun sudah, ada pelabuhan di Selatan (Natuna) itu sudah dibangun pelabuhan yang untuk sandar kapal selam," lanjutnya.

Terkait masyarakat asli Natuna, Hamid menyebut tak ada gelombang penolakan atau gelombang ketakutan berarti yang ditunjukkan masyarakat dengan hadirnya TNI AL yang bersiaga untuk antisipasi pecah konflik di wilayah LCS.

Masyarakat kata Hamid sepenuhnya mafhum dengan geliat persiapan militer. Terlebih kegiatan militer ini juga untuk melindungi mereka dan melindungi wilayah kedaulatan RI.

"Kita pelan-pelan beri penjelasan pengertian bahwa kita di wilayah perbatasan, jadi bagaimanapun harus siap jaga NKRI," katanya.

Sementara itu, Kepala Gabungan Humas dan Protokol Badan Keamanan Laut (Bakamla) Kolonel Wisnu Pramandita mengatakan, pihaknya juga saat ini terus fokus menunjukkan kehadiran di wilayah Laut Natuna yang berbatasan dengan LCS.

"Kami hadir terus. Kami juga terus memantau kehadiran kapal-kapal asing lewat puskodal (IMIC)," ujarnya.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ngeri...Ribuan Kapal China Masuki Natuna, Ganggu Tambang RI!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular