
Duet Maut Raja Salman-Erdogan, Ini Fakta Hubungan Arab-Turki

3. Pembunuhan Jamal Khashoggi
Jurnalis Arab Saudi keturunan Turki Jamal Khashoggi dibunuh pada oktober 2018 di konsulat jenderal Saudi di Istanbul. Pembunuhan itu diprediksi didalangi oleh Putra Mahkota Saudi MBS. Khashoggi sangat viral dalam mengkritik keluarga kerajaan. Hingga saat ini jasad dari Khashoggi belum ditemukan.
Turki meminta penyelidikan penuh atas kasus ini dan juga beberapa kali menuduh MBS sebagai dalang pembunuhan tersebut. Riyadh menentang klaim Ankara tersebut dan dikabarkan menangkap pelaku pembunuhan tersebut.
Namun pada September 2020 para pembunuh Khashoggi itu tidak divonis mati oleh kerajaan, menimbulkan keraguan Ankara mengenai pembunuhan berencana ini. Erdogan lalu kembali menuduh MBS sebagai dalang dari pembunuhan Khashoggi. Kerajaan menanggapi klaim Erdogan sebagai klaim yang sangat kelewat batas.
4. Saudi Boikot Produk Turki
Pada Oktober 2020, ketegangan politik kedua negara sepertinya akan meluas ke perdagangan. Pejabat negeri Raja Salman itu menyerukan boikot terhadap semua produk Turki, mulai dari impor, investasi hingga pariwisata.
"Boikot semua dari Turki, baik dari level impor, investasi dan pariwisata," Kepala Kamar Dagang Arab Saudi Al Ajan dikutip dari Gulf News. "Ini adalah tanggung jawab semua orang Saudi (untuk memboikot)."
Seruan boikot muncul setelah Erdogan mengatakan beberapa negara Teluk menargetkan Turki dan menerapkan kebijakan yang membuat kawasan tidak stabil. "Namun, kita akan terus mengibarkan bendera kami di wilayah ini selamanya, dengan izin Allah," kata Erdogan kepada Majelis Umum Turki pekan lalu.
Saudi adalah pasar ekspor ke-15 negara itu. Negara ini menjadi titik transit untuk barang-barang Turki.
Sementara itu, ditulis Bloomberg, Turki tak akan diam bila langkah itu diambil Saudi. Menurut sumber yang dekat dengan ini, negara itu akan melapor ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
