
Mulai Bandel, Harga-Harga Cabai Sampai Telur 'Beterbangan'

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga-harga bahan pangan mulai membandel di bulan November ini. Kenaikan harga ini bakal membuat inflasi bulan November tertekan ke atas, dan menjadi level inflasi bulanan tertinggi sejak deflasi satu kuartal beruntun pada Juli-September.
Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu III November 2020, perkembangan harga pada bulan November 2020 diperkirakan inflasi sebesar 0,23% (mtm). Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi November 2020 secara tahun kalender sebesar 1,19% (ytd), dan secara tahunan sebesar 1,55% (yoy).
Penyumbang utama inflasi, yaitu daging ayam ras sebesar 0,09% (mtm), telur ayam ras sebesar 0,04% (mtm), bawang merah sebesar 0,03% (mtm), cabai merah dan cabai rawit masing-masing sebesar 0,02% (mtm), serta minyak goreng, tomat, bawang putih, dan jeruk masing-masing sebesar 0,01% (mtm).
Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, setidaknya ada enam komoditas pangan yang harganya melambung tinggi sepanjang bulan ini.
Harga daging ayam ras misalnya, sampai dengan pekan lalu per 1 kg sudah dipatok di atas Rp 35 ribu. Harga daging ayam naik 6,5% dari akhir bulan Oktober. Tak hanya dagingnya, harga telur ayam juga meningkat dari kisaran Rp 25 ribu/kg menjadi Rp 26 ribu/kg, artinya ada kenaikan sebesar 4,2%.
Harga kedua komoditas produk ternak tersebut didasarkan pada rata-rata harga yang diperoleh dan diupdate di pasar tradisional terutama pasar induk seluruh provinsi Tanah Air.
Untuk komoditas lain yang juga mengalami kenaikan adalah komoditas pangan hortikultura. Harga bawang merah kini sudah tembus ke atas Rp 38 ribu/kg. Padahal akhir bulan lalu harganya masih di kisaran Rp 35 ribu. Bawang merah menjadi komoditas pangan dengan kenaikan tertinggi sepanjang bulan ini.
Kemudian ada harga cabai rawit merah yang semakin pedas. Dalam sebulan harga cabai rawit merah naik 4,2% dan sudah mendekati Rp 40 ribu/kg di pasar-pasar tradisional dalam negeri.
Kenaikan harga minyak sawit mentah juga ikut mengerek harga minyak goreng. Harga minyak goreng curah yang biasanya berada di kisaran Rp 11 ribu/kg kini sudah tembus Rp 13 ribu/kg dan naik hampir 2% sepanjang bulan ini.
Terakhir ada komoditas bawang putih yang naik 4,4%. Harga komoditas ini melambung dari Rp 28 ribu/kg kini hampir menyentuh Rp 29 ribu/kg di pasaran.
Jelang akhir tahun, harga bahan pangan memang seringkali terbang. Jelang musim libur panjang biasanya permintaan naik. Namun di saat yang sama akhir tahun menjadi periode musim hujan yang bisa berdampak positif maupun negatif terhadap sektor pertanian.
Hujan yang terlalu lebat cenderung bakal menyebabkan banjir. Konsekuensi dari lahan pertanian yang terendam banjir adalah gagal panen hingga rusaknya stok. Hal ini akan membuat pasokan menjadi menipis dan harga pun melambung.
Tahun ini Indonesia juga kedatangan tamu yaitu La Nina. Fenomena perubahan iklim ini menurut BMKG berpotensi mendatangkan hujan yang 40% lebih lebat dari kondisi normal. La Nina diproyeksikan bakal melanda seluruh wilayah Indonesia setidaknya sampai akhir tahun dan baru mereda bulan Februari tahun depan.
Dampak dari perubahan cuaca yang terkait dengan La Niña pada ketahanan pangan sulit untuk diprediksi. Secara historis, peningkatan curah hujan berdampak negatif pada produksi pertanian di beberapa daerah dan positif pada daerah lainnya.
Namun, perubahan cuaca cenderung berdampak negatif terhadap akses pangan dan situasi ketahanan pangan sampai pada mata pencaharian kelompok yang paling rentan.
Kenaikan harga bahan pokok yang sekarang terjadi kurang tepat dilihat sebagai salah satu bukti bergeliatnya ekonomi nasional, mengingat karena merupakan kebutuhan pokok masyarakat akan cenderung tetap membelinya kecuali jika melambung tinggi barulah mereduksi konsumsi atau beralih ke komoditas substitusi.
Namun satu yang pasti, inflasi akibat kenaikan harga bahan pokok yang kemungkinan terjadi jelang akhir tahun ini lebih banyak disebabkan dari sisi pasokan maupun akses terhadap bahan pokok itu sendiri.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Cabai 'Ngamuk' ke Rp 100 Ribu, Mendag Ungkap Pemicunya