
Terungkap, Pembicaraan Pentagon AS Dengan Prabowo Subianto!

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Pertahanan Prabowo Subianto melakukan pembicaraan telepon dengan Pelaksana Tugas Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Christopher Miller pada Jumat (20/11/2020).
Berdasarkan keterangan resmi Kementerian Pertahanan AS, pembicaraan kedua belah pihak terkat dengan kerja sama bilateral dengan prioritas pertahanan. Kedua pemimpin berbagi keinginan untuk meningkatkan keterlibatan pertahanan antara Indonesia dan AS.
Lantas, apa isi detail percakapan tersebut?
"Melanjutkan pembicaraan sebelumnya dengan Menhan Mark Esper yang lalu," kata Juru Bicara Menteri Pertahanan Dahnil Anzar melalui pesan singkatnya kepada CNBC Indonesia, Sabtu (21/11/2020).
Dahnil sekaligus mengonfirmasi bahwa pemberhentian Mark Esper beberapa waktu lalu akan memengaruhi kerjsama pertahanan dengan AS. Komitmen AS dan Indonesia untuk bekerja sama di bidang tersebut tetap terjaga.
Dalam keterangan resmi Kementerian Pertahanan AS, kedua belah pihak mencatat pentingnya pertukaran militer dan berkomitmen untuk memperkuat kesempatan pendidikan dan pelatihan antara kedua negara. Dalam pembicaraan tersebut, Prabowo juga membahas pengadaan pertahanan AS yang akan mendukung modernisasi pertahanan Indonesia.
Sebelumnya, tepatnya pada Oktober 2020, Prabowo datang khusus ke AS. Dikutip dalam laman resmi Kementerian Pertahanan AS, dalam pertemuan tersebut RI dan AS membahas mengenai keamanan kawasan, prioritas pertahanan bilateral, dan akuisisi pertahanan.
Menhan AS, yang kala itu masih dijabat oleh Mark T. Esper, mengungkapkan mengenai pentingnya menegakkan hak asasi manusia, supremasi hukum, dan profesionalisasi saat kedua negara memperluas keterlibatan mereka.
Sedangkan Prabowo menyampaikan pentingnya keterlibatan militer di semua tingkatan, dan menyampaikan apresiasi atas dukungan Amerika Serikat untuk modernisasi pertahanan Indonesia.
Keduanya pun menyampaikan harapan untuk meningkatkan kegiatan military-to-military bilateral dan bekerja sama dalam keamanan maritim. Tak hanya itu, kedua menteri juga menandatangani Memorandum of Intent (MoI) untuk upaya memulai kembali Defense Prisoner of War/Missing in Action Accounting Agency.
Hal ini dilakukan untuk memulai kembali pekerjaan AS di Amerika untuk menemukan kembali personel AS yang hilang di Indonesia saat Perang Dunia II.
Sebagaimana diketahui AS kini sedang tegang dengan China. Beberapa pekan lalu Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo bahkan datang langsung ke Indonesia untuk membahas soal kebebasan navigasi di perairan Indo-Asia Pasifik.
(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Prabowo Subianto, Sang Jenderal yang Disebut Oleh Pentagon AS