Kurang Baik Apa? China Berikan Ampunan Utang Negara Ini

Tommy Sorongan, CNBC Indonesia
20 November 2020 13:53
Visitors wearing masks to protect from coronavirus hold for Chinese flags for a photo as they visit Tiananmen Square during National Day in Beijing on Thursday, Oct. 1, 2020. Millions of Chinese tourists usually would use their week-long National Day holidays to travel abroad. This year, travel restrictions due to the coronavirus pandemic mean that some 600 million tourists - about 40% of the population - will travel within China during the holiday that began Thursday, according to Ctrip, China's largest online travel agency. (AP Photo/Ng Han Guan)
Foto: Pengunjung dengan menggunakan masker memegang bendera China untuk berfoto saat mengunjungi Lapangan Tiananmen, Beijing pada Kamis (1/10/2020). (AP / Ng Han Guan)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah China menyatakan akan memberikan keringanan pembayaran utang kepada negara-negara berkembang yang mengambil pinjaman dari Beijing. Tak tanggung-tanggung total keringanan yang diberikan mencapai US$ 2,1 miliar atau setara dengan Rp 29,7 triliun.

Dilansir dari CNA Jumat (20/11/2020), Menteri Keuangan China Liu Kun mengatakan keringanan itu diperlukan beberapa debitur di Afrika karena saat ini mereka mengalami pertumbuhan ekonomi yang melambat dan membutuhkan banyak dana untuk memperbaiki keadaan negaranya yang terpukul oleh pandemi Covid-19.

Keringanan itu diberikan dalam bentuk Penangguhan Layanan Uutang (DSSI) G20 terbaru untuk menangkal masalah investasi yang dibutuhkan di masa mendatang.

Lembaga kreditur bilateral resmi Beijing seperti Badan Kerjasama Pembangunan Internasional China, badan bantuan negara, dan Bank Ekspor-Impor China telah menangguhkan pembayaran pembayaran hutang dari 23 negara, senilai total US$ 1,353 miliar (Rp 19 triliun), kata Liu dalam sebuah pernyataan di situs web kementerian.

"Bank Pembangunan China, sebagai kreditur komersial, menandatangani perjanjian dengan negara berkembang yang melibatkan US $ 748 juta (Rp 10 triliun) pada akhir September," kata Liu.

Namun relaksasi ini lebih kecil dibandingkan dengan utang negara berkembang yang harus dibayar China. Studi Bank Dunia menunjukkan utang bilateral resmi negara-negara termiskin kepada negara-negara G20 mencapai US$ 178 miliar (Rp 2.526 triliun) pada 2019, dengan 63 persen dari total utang ke China, sebuah studi Bank Dunia menunjukkan.

Sementara itu negara-negara G20 termasuk China dan Amerika Serikat telah menawarkan bantuan keuangan kepada negara-negara di dunia dengan masalah finansial, dengan mayoritas berada di Afrika. Bantuan ini akan diberikan setidaknya hingga pertengahan 2021 untuk membantu percepatan penanggulangan Covid-19 dan menarik pertumbuhan ekonomi pasca pandemi.


(dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tok! Maroko Resmi Tolak Masuk Pelacong Asal China

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular