
Negara Asia Tenggara Ini Diramal Lambat Pulih dari Krisis

Jakarta, CNBC Indonesia - Thailand diramal jadi negara Asia Tenggara yang perbaikan ekonominya bakal berjalan amat lambat. Bukan cuma karena corona (Covid-19), ini juga akibat protes politik yang tak kunjung usai di negara itu.
Menurut Ekonom ASEAN di Nomura, Euben Paracuelles, Negeri Gajah Putih sudah sangat terguncang dengan corona yang memporak-porandakan pariwisata. Gunjangan politik makin melemahkan pemulihan dan berimplikasi langsung ke pengeluaran.
"Apa yang kita lihat dalam episode politik semacam ini di masa lalu adalah, ini akan jadi gangguan yang sangat besar bagi pemerintah untuk benar-benar melaksanakan rencana fiskal," katanya kepada "Squawk Box Asia" CNBC International, dikutip Jumat (20/11/2020).
Pemberian bantuan tunai pemerintah ke masyarakat yang akan dicairkan juga jauh dari harapan. Padahal Thailand membutuhkan konsumsi swasta untuk bertahan atau setidaknya menyangga perekonomian.
"Pemulihan akan datang, tapi sangat lambat dan mungkin salah satu yang paling lambat di kawasan," katanya lagi.
Demo terjadi di Thailand sejak Juli 2020. Demo menuntut Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha mengundurkan diri dan pembatasan kekuasaan Raja Maha Vajiralongkorn.
Selasa lalu, demo berujung kerusuhan. Menurut Associated Press, sebanyak 40 orang terluka dan lima diantaranya tertembak.
Ekonomi Thailand kini memang terjerumus dalam resesi. Dalam basis tahunan (yoy), ekonomi minus tiga kuartal berturut-turut.
Pada kuartal I (Q1) 2020, ekonomi -2%. Di Q2 dan Q3, ekonomi masing-masing -12,1% dan -6,4%.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Klaster Pasar Udang, Thailand Akan Swab Test 40 Ribu Orang
