
Wadaw! China Latihan Perang di LCS, AS Kirim Bomber

Jakarta, CNBC Indonesia - Militer China telah mengerahkan kembali armada tempur ke Laut China Selatan (LCS) mulai Selasa (17/11/2020). Perintah ini dikeluarkan oleh Administrasi Keamanan Maritim Guangdong, sayap maritim di Negeri Panda.
Dilansir dari PLA Daily, armada tempur akan melaksanakan lagi latihan perang hingga 30 November 2020. "Militer latihan di area dalam radius 5 km 21-14.23N 109-32.80E dari 17 Nov sampai 30 Nov," tulis perintah itu, dikutip Rabu (18/11/2020).
Pemerintah China juga melarang semua kapal mendekat. Ini merupakan kesekian kalinya China melakukan latihan militer.
Di saat yang sama, mengutip South China Morning Post (SCMP), AS juga menerbangkan dua pesawat bomber ke lokasi tersebut. AS menerbangkan bomber B1-B dari Pangkalan Angkatan Udara Andersen di Guam.
Dari pelacak aviasi Aircraft Spots, bomber AS bahkan masuk ke Zona Identifikasi Pertahanan Udara (ADIZ) China. Keduanya terbang di sisi timur Laut ADIZ Taiwan.
B1-B merupakan bomber yang berukuran cukup besar. Pesawat yang terbang di atas ADIZ seharusnya memberi tahu otoritas terkait namun ujar SCMP, ini tak pernah dilakukan AS.
China dan AS merupakan oposan di LCS. China mengklaim 80% wilayah miliknya sementara AS masuk dengan mengklaim dasar kebebasan navigasi dan kepentingan sekutu.
UU Baru China soal LCS
Sementara itu, China baru saja menetapkan undang-undang baru mengenai penjaga keamanan maritim negara itu. Undang-undang itu disebut akan membantu penjaga pantai untuk lebih memenuhi tugas dan kewajiban mereka di bawah perjanjian internasional dan menjaga ketertiban maritim yang baik.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin menjelaskan bahwa aturan itu akan mengklarifikasi fungsi, otoritas, sarana, pasokan dan pengawasan badan penjaga pantai. Serta memastikan penjaga pantai memiliki aturan yang harus diikuti saat melindungi hak dan dalam menegakkan hukum melalui kerja sama luar negeri.
Undang-undang ini diprediksi menguatkan posisi penjaga pantai China untuk mengusir segala aktivitas yang dilakukan oleh kapal atau orang asing yang masuk ke dalam wilayah yang sedang disengketakan termasuk LCS. Namun Beijing membantah ini.
"Kebijakan dan posisi China pada masalah maritim tetap tidak berubah. China akan terus bekerja dengan negara-negara terkait untuk menangani perbedaan secara tepat melalui dialog dan konsultasi dalam upaya untuk menjaga perdamaian dan stabilitas regional," tambah Wang.
Penjaga pantai China tercatat sudah beberapa kali bermasalah LCS. Mereka terlibat pengusiran nelayan Vietnam dan Filipina. Di 2016, penjaga pantai China berkasus dengan RI saat masuk ke Natuna.
(sef/sef) Next Article Rusia-Ukraina Minggir, Situasi Genting Berada di Dekat RI
