Di Tengah Pandemi Covid-19, Jabar Incar Investasi Rp 380 T

Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
16 November 2020 18:23
MOU West Java Investment Summit 2020. (Tangkapan Layar bi_jabar)
Foto: MOU West Java Investment Summit 2020. (Tangkapan Layar bi_jabar)

Jakarta, CNBC Indonesia- Pemerintah Provinsi Jawa Barat menargetkan mengejar realisasi investasi hingga ratusan triliun untuk mendongkrak ekonomi, dan menciptakan lapangan pekerjaan. Bahkan pandemi Covid-19 tidak menyurutkan investor untuk menanamkan modalnya di Jawa Barat dengan angka registrasi senilai Rp 380 triliun tahun ini.

"Sebelumnya di investment summit komitmenĀ investasi yang masuk hanya Rp 50-60 triliun. Tapi saat pandemi ini malah naik Rp 380 triliun, malah naik 6 kali lipat komitmen dalam setahun menunjukan Jabar banyak dicintai dan disayangi," kata Gubernur Jawa Barat Ridwan Kami di sela West Java Investment Summit (WJIS), Senin (16/11/2020).

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DMPTSP) mencatat ada empat kategori investasi dengan total US$ 27 miliar atau sekitar Rp 380 triliun. Pertama, investasi yang masuk tahapan persiapan yang akan bergulir dalam 3-5 tahun mendatang, senilai Rp 347 triliun dari perusahaan nasional maupun global, seperti Hyundai dan Amazon.

Kedua, investasi yang masuk tahap komitmen senilai Rp 4,01 triliun dengan BUMD sebanyak 5 proyek. Ketiga, 16 proyek yang siap ditawarkan pada WJIS 2020 senilai Rp 40 triliun. Sementara dalam WJIS tahun ini telah dilakukan penandatangan MoU senilai Rp 32 triliun.

"Yang ditandatangan di tempat (WJIS) senilai Rp 32 triliun, dan nanti ada one on one meeting. Jadi ini sangat besar sekali dari BKPM juga memperlihatkan data, justru saat covid-19 malah naik realisasi investasi. Jabar adalah yang nomor satu, kita sudah 3 tahun ranking 1 investasi, dan kami akan coba pertahankan," katanya.

Dia juga mengajak investor asing untuk bisa mengembangkan 13 kota baru di kawasan Cirebon, Patimban, dan Majalengka (Rebana). Kang Emil mengatakan, Rebana Metropolitan ini merupakan wilayah utara/timur laut Provinsi Jabar yang meliputi tujuh daerah, yakni Kabupaten Sumedang, Majalengka, Cirebon, Subang, Indramayu, dan Kuningan, serta Kota Cirebon. Penduduk di kawasan Rebana Metropolitan berjumlah 9,28 juta atau sekitar 18,82% dari total 49,3 juta jiwa penduduk Jabar per 2019.

Sebagai jantung pertumbuhan kawasan ini, ada Pelabuhan Patimban di Kab. Subang dan Bandarudara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati di Kab. Majalengka yang berfungsi sebagai pusat konektivitas dan logistik.

Selain itu, menurut Kang Emil karena sudah menjadi atensi pemerintah pusat, maka akan ada perbaikan dan pengembangan infrastruktur dari APBN. Dia mencontohkan seperti jalan tol, pelabuhan, hingga bandar udara.

"Kami berkewajiban menyukseskan Rebana, bahwa ini bukan kumpulan pabrik melainkan kota. Kalau berhasil kita akan ada 4-5juta pekerjaan baru danĀ akan ada bonus 4-5% pertumbuhan ekonomi. Tanpa Rebana ekonomi Jabar hanya naik 1% sehebat-hebatnya," kata Ridwan Kamil.

Dia menambahkan setiap Rp 1 triliun investasi di padat modal yang masuk bisa membuka lapangan pekerjaan untuk 1.000 orang, sementara di padat karya bisa 12.000 lapangan pekerjaan. Untuk itu pihaknya mengkombinasikan antara padat modal dan padat karya. Jika Rebana bisa terwujud maka dalam 10 tahun ke depan bisa membuka 4-5 juta lapangan pekerjaan yang hadir. Nilai investasi total untuk membangun infrastruktur Rebana bisa menelan Rp 300 triliun, namun diproyeksi bisa menarik investasi yang jauh lebih besar.

Kepala DMPTSP Jabar Noneng Komara mengatakan ada beberapa faktor yang memicu tingginya nilai investasi di Jabar. Faktor tersebut di antaranya realisasi, eksekusi invetasi mangkrak, komitmen dan tawaran proyek investasi.

Sementara itu, berdasarkan Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) di 27 kabupaten/kota se-Jabar pada periode Januari-September total realisasi investasi Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) mencapai Rp 86,3 triliun. Adapun jumlah penyerapan tenaga kerja sebanyak 86.627 orang dalam 13.386 jumlah proyek.

Dari berbagai investasi yang ada, lima sektor yang paling diminati investor yaitu konstruksi; transportasi, gudang & komunikasi: perumahan, kawasan industri & perkantoran; listrik, gas & air; serta industri kendaraan bermotor & alat transportasi lain.

Dia juga mencatat penyerapan tenaga kerja paling banyak di Industri Tekstil 33,19%, kemudian alas kaki, industri logam, mesin dan elektronika, industri kendaraan bermotor, dan transportasi, gudang dan komunikasi.

"Dalam WJIS diharapkan bisa mempromosikan Rebana sebagai destinasi investasi baru di Indonesia, sebagai destinasi wisata dan investasi. Kami juga berharap bisa menarik investor baru ke Jawa Barat, dengan destinasi baru Rebana," katanya.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Identik Dengan Pabrik, Sektor Ini Ternyata Potensial di Jabar

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular