Soal Belajar Online, Nadiem: Banyak yang tidak Punya Gawai

Yuni Astutik, CNBC Indonesia
16 November 2020 12:47
Nadiem Makarim, founder of the Indonesian ride-hailing and online payment firm Gojek waves to journalists as he arrives at the Presidential Palace in Jakarta, Indonesia, October 21, 2019. REUTERS/Willy Kurniawan
Foto: Nadiem Makarim (REUTERS/Willy Kurniawan)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RIĀ Nadiem Makarim menghadiri Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi X DPR RI di ruang rapat Komisi X DPR RI, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (16/11/2020).

Dalam paparannya, Nadiem bercerita perihal kunjungan kerja yang dilakukannya bersama jajaran Kemendikbud ke sejumlah daerah, yaitu Palu (Sulawesi Tengah), Gianyar (Bali), dan Kupang-Pulau Rote (Nusa Tenggara Timur).

"Saya melakukan banyak pertemuan, di mana kita sangat ingin meningkatkan komunikasi pemda dan akselerasi di masa pandemi. Ini menjadi suatu masukan, input yang didapat dari guru, kepala sekolah, dan kepala dinas. Saya tidak akan berhenti melakukan kunker di daerah terluar untuk mendapatkan perspektif lagi," ujarnya.
Kunjungan kerja Nadiem ke tiga wilayah tersebut terkait dengan kuota data internet untuk belajar online dan bantuan operasional sekolah (BOS).

Sebagai informasi, hingga saat ini tercatat setidaknya ada 35 juta peserta didik yang telah memperoleh bantuan. Di antaranya siswa sebanyak 29,6 juta, guru sebanyak 1,9 juta, mahasiswa sebanyak 3,8 juta dan dosen sekitar 166 ribu.

Dia menyebut, dari semua bantuan kuota tersebut, kendala yang dirasakan berbeda. Di Gianyar misalnya, di mana koneksi internet baik, tingkat ekonomi masyarakat yang baik, dan secara universal semua sudah menerima kuota internet.

Namun, hal ini berbeda dengan daerah lainnya. Di Palu misalnya, sebagian besar juga sudah menerima. Namun, ada yang berbeda jika berbicara untuk wilayah pesisir dan pelosok yaitu pegunungan.

"Masalah utama adalah jaringan. Beda lagi di Pulau Rote masalah utama terluar terpinggir, walau cantik luar biasa pemandangan, tingkat ekonomi rendah. Masalah utama banyak yang tidak punya gawai. Walau 3G lumayan, sinyal ada. Tapi masalah utamanya tidak punya gawai," kata Nadiem.

Terkait ini, ke depannya dirinya akan melakukan koordinasi dengan kementerian terkait. Sebab, penyediaan gawai dinilai menjadi hal yang sangat penting.

"Memang masyarakat kita dari sisi handset jaringan, itu yang akan dikoordinasikan dengan Kominfo ke depan akan didorong. Ini alasannya digitalisasi sekolah, penyediaan gawai dalam bentuk laptop akan penting," ujar Nadiem.


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tunjangan Profesi Disetop Nadiem, Para Guru Kompak Mengeluh!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular