
ISIS Mengaku Ledakkan Bom di Jeddah Arab Saudi

Jakarta, CNBC Indonesia - Kelompok ISIS mengklaim bertanggung jawab atas serangan bom yang terjadi di pemakaman perang dunia pertama non-muslim di kota Jeddah Arab Saudi, yang melukai beberapa diplomat barat, 11 November kemarin.
Dilansir dari Reuters, dalam sebuah pesan di Telegram, ISIS mengaku telah menyembunyikan beberapa bom rakitan yang ditujukan untuk menyerang para "konsul negara bersalib" yang sedang berkumpul memperingati perang dunia pertama.
Dalam keterangan itu, ISIS juga menegaskan bahwa mereka menargetkan Konsul Jenderal Prancis, yang menghadiri upacara tersebut. Ledakan itu dinilai sebagai bentuk desakan kepada Prancis untuk menghentikan penerbitan karikatur Nabi Muhammad.
Prancis telah mengutuk serangan di Jeddah ini. Melalui Akun Twitter Resmi Kementerian Luar Negeri, mereka mengatakan bahwa Prancis bersama dengan kedutaan yang hadir pada acara peringatan itu mengutuk keras aksi yang sangat tidak dibenarkan ini.
Presiden Prancis Emmanuel Macron dengan gigih membela hak untuk menerbitkan kartun, tetapi dia juga mencoba meredakan kemarahan Muslim atas ucapannya. Namun sikap Macron telah memicu protes di beberapa negara di mana potret presiden Prancis dibakar, dan kampanye untuk memboikot produk Prancis.
Sementara itu, Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) mengancam para teroris akan menerima balasan, 'hukuman' amat berat dan menyakitkan. Dilansir dari AFP, MBS mengatakan bahwa Riyadh berjanji akan menjamin stabilitas dalam negerinya dari serangan bertubi-tubi para ekstremis.
"Kami akan terus menghadapi setiap perilaku dan gagasan ekstremis," katanya.
"Kami akan terus menyerang dengan tangan besi semua orang yang ingin merusak keamanan dan stabilitas kami."
Arab Saudi sedang mentransformasikan dirinya sebagai "Islam yang terbuka dan moderat". Salah satu contohnya adalah pemberian izin konser, bioskop, dan bentuk hiburan lain.
Perubahan ini juga beberapa kali mendapatkan pertentangan dari kelompok agama yang ultra-konservatif. "Ekstremisme tidak lagi ditoleransi di kerajaan Arab Saudi," kata Pangeran MBS lagi dalam pidatonya.
(sef/sef) Next Article Pangeran Arab Marah Besar, Ancam Balas Dendam Teror Saudi
