
Penjualan Berdarah-Darah, Bos Daihatsu Blak-Blakan Soal Covid

Jakarta, CNBC Indonesia - Vaksinasi covid-19 ternyata belum memberikan harapan besar bagi pelaku industri otomotif di tengah pasar yang berdarah-darah dihantam pandemi. Pandemi masih akan terasa di tahun depan terhadap penjualan mobil, termasuk dialami pemain besar seperti Daihatsu.
"Peningkatannya nggak serta merta seperti sebelum pandemi. Pasar tahun depan akan naik 30%-40%, tapi belum masuk seperti era sebelum pandemi. Jadi masih butuh waktu. Vaksin nggak serta merta bisa langsung didistribusikan dan produksi perlu waktu. Sebanyak 30% - 40% tetap baik sangat menjanjikan," kata Marketing Director PT Astra Daihatsu Motor (ADM) Amelia Tjandra kepada CNBC Indonesia, dikutip Jumat (13/11).
Kehadiran vaksin sangat dinantikan semua pihak memang bakal mendorong pemulihan kesehatan seperti sediakala. Sehingga pemulihan ekonomi pun bakal sejalan beriringan. Sayangnya, itu tidak mudah apalagi saat ini prosesnya persiapan vaksinasi butuh waktu yang tak sebentar.
Pilihan Redaksi |
Ia yakin bila covid-19 sudah bisa ditangani maka sektor otomotif akan berlari. Hal ini karena persentase kepemilikan mobil oleh masyarakat masih sangat rendah. Jika dibandingkan negara lain, maka Indonesia menjadi salah satu yang terbawah.
Cara untuk mendongkrak penjualan dengan pulihnya ekonomi disertai produk domestik bruto yang terus meningkat serta pendapatan per kapita yang besar. Amelia coba membandingkannya dengan China.
"Populasi kita 1/5 dari china. Pasar otomotif mereka terbesar di dunia sekitar 25 juta. Jika GDP kita seperti China, pasar Indonesia mestinya 1/5 atau 5 juta. Saat ini pasar Indonesia hanya 1 juta. Jadi potensi pasar mobil Indonesia sangat menjanjikan. Jadi banyak brand-brand mencicipi pasar luar biasa Indonesia, terutama potensi ke depan," katanya.
Ada Tren Baru Kala Pandemi
Pandemi memang menyebabkan penjualan mobil drop parah sampai 60-70%. Namun, ada tren penjualan mobil dengan pembayaran tunai alias cash. Amelia mengungkapkan bahwa penjualan mobil dengan sistem cash saat ini justru meningkat saat ini.
"Tren pembelian cash meningkat. Sebelumnya cash hanya 25%, sekarang jadi 29%. Sementara yang kredit sebelumnya dari 75% menjadi 71%," kata Amelia.
Namun, penyebab meningkatnya pembelian mobil melalui sistem cash bukan karena daya beli masyarakat yang menanjak. "Memang kalau dilihat data, penjualan kami selama pandemi karena perusahaan leasing alami banyak kendala dan mengetatkan," paparnya.
Ia menjelaskan ketatnya kebijakan yang diambil perusahaan pembiayaan atau leasing di masa pandemi ini tidak lepas dari kekhawatiran bahwa masyarakat tidak bisa memenuhi cicilan. Apalagi, pandemi Covid-19 membuat sebagian masyarakat kehilangan pekerjaan dan mengalami penurunan pendapatan.
Amelia menyebut Daihatsu mengandalkan perusahaan pembiayaan dari internal sendiri, dan hasilnya pun tidak mengecewakan.
"Kami bersyukur punya value chain Daihatsu yakni Astra Credit Company dan Daihatsu Financial Services. Kedua leasing company ini mendukung penjualan Daihatsu. Dan mereka berkontribusi tinggi," sebut Amelia.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ada Pengumuman Pajak 0%, Penjualan Mobil Februari Hancur