Tak Ada Kasus Covid-19 Terbaru, Australia Buka 'Gerbang' Asia

Thea F, CNBC Indonesia
10 November 2020 19:20
Risiko Gelombang II Covid-19, Ritel & Pabrik di Victoria Ditutup (CNBC Indonesia TV)
Foto: Risiko Gelombang II Covid-19, Ritel & Pabrik di Victoria Ditutup (CNBC Indonesia TV)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengatakan Pemerintah Negeri Kanguru sedang mempertimbangkan untuk membuka perbatasan untuk negara-negara Asia, termasuk sebagian China.

Morrison mengesampingkan pelancong yang masuk dari Amerika Serikat atau Eropa, dan lebih condong mengizinkan orang dari negara berisiko rendah seperti Taiwan, Jepang, Singapura, dan bahkan provinsi di China.

"Kami ... sedang mencari pengaturan alternatif apa yang dapat dilakukan untuk mengarahkan pengunjung melalui pengaturan karantina yang sesuai untuk negara-negara berisiko rendah," kata Morrison kepada wartawan di Canberra pada Selasa (10/11/2020), dikutip dari Channel News Asia (CNA).

Pertimbangan untuk melonggarkan pembatasan perjalanan muncul ketika Morrison mengatakan Australia telah mencatat tiga hari tanpa kasus Covid-19 lokal. Semua kasus baru biasanya terdeteksi pada penduduk setempat yang baru saja kembali dari luar negeri.

Pada Maret 2020, Australia menutup perbatasan untuk semua non-warga negara dan penduduk tetap, meskipun pada Oktober, Canberra mengizinkan penduduk Selandia Baru untuk masuk. Perjalanan internal dibatasi, meskipun pembatasan tersebut dijadwalkan akan dihapus pada akhir tahun 2020 nanti.

Langkah ini diambil untuk menghidupkan kembali pariwisata akan menjadi pendorong perekonomian Australia, yang menyusut 7% dalam tiga bulan yang berakhir pada Juni, terbesar sejak tahun 1959.

Menurut data pemerintah, pariwisata pada tahun 2019 menyumbang 3,1% dari produk domestik bruto negara itu, menyumbang hampir AU$ 61 miliar atau Rp (setara Rp 629 triliun, asumsi Rp 10.316/AU$) untuk perekonomian, data pemerintah menunjukkan.

Meskipun banyak warga Australia mengambil liburan secara lokal, banyak operator pariwisata yang kesulitan dan terpaksa memecat staf. Menurut data resmi, angka pengangguran naik hingga 6,9% pada September.

Morrison juga mengatakan Australia akan memperpanjang tunjangan pengangguran yang lebih tinggi hingga akhir Maret. Saat ini mereka yang menganggur menerima AU$ 815 (Rp 8,3 juta) setiap dua minggu, tetapi ini akan turun menjadi AU$ 715 (Rp 7,3) pada akhir Desember nanti.


(dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gawat, Kasus Covid Tetangga RI Ini Meledak 7.000%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular