
RI Masuk Resesi, Tapi Produksi Mobil Melonjak 172%

Jakarta, CNBC Indonesia - Secara mengejutkan produksi mobil hampir mencapai 3 kali lipat pada triwulan III-2020. Padahal saat bersamaan Indonesia resmi resesi, dengan capaian pertumbuhan ekonomi minus 3,49%.
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang mengatakan kondisi industri yang tanda-tanda bangkit tampak cukup kuat sehingga memberikan kontribusi ekonomi tinggi. Hal ini terlihat dari banyaknya perusahaan industri yang mengajukan izin operasional tadi kepada Kemenperin. Selain itu pertumbuhan industri manufaktur 5,25% pada triwulan III-2020.
"Industri yang tumbuh, secara umum semua tumbuh, tapi pertumbuhan dibanding 2019 ada tekanan negatif secara umum. misal produksi mobil pada triwulan III-2020 itu mencapai 113.560 unit naik 172% (qtoq)," kata Agus di Jakarta, Senin (9/11).
Namun, memang bila dibandingkan dengan yoy, produksi mobil memang ada penurunan 68,47%. "Kita tahu industri otomotif turunnya sangat banyak. Belum lagi bicara partisipasi industri ini," katanya.
Selain itu industri semen, pada triwulan III-2020 sebesar 18,1 juta ton, atau naik 42,09% (qtoq). Namun secara rata-rata per tahun yoy masih turun 9%. Ia meyakini titik terendah sudah terjadi pada triwulan III-2020.
Selain itu, Purchasing Managers Index (PMI) juga sudah menunjukkan hal positif yang menggambarkan ada ekspansi industri. "Kami percaya sebelum akhir 2020 PMI bisa masuk titik 50, berarti bahwa industri dalam negeri status ekspansif," katanya.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Toyota Pangkas Produksi Mobil di Dunia, Indonesia Kena?