"Nikah Massal" Vokasi-Industri Berlanjut ke Manado

Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
06 November 2020 19:28
INFOGRAFIS Iklan (Kemendikbud), Lawan Pengangguran, Vokasi Gerakkan UMKM
Foto: Infografis/Lawan Pengangguran, Vokasi Gerakkan UMKM/Edward Ricardo

Jakarta, CNBC Indonesia- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Ditjen Pendidikan Vokasi melanjutkan 'pernikahan massal' melalui Diskusi Kelompok Terpumpun Lima Menara ke kota Manado, Sulawesi Utara. Pernikahan antara dunia pendidikan dan industri diharapkan bisa menjadi sinkronisasi, sehingga bisa menjawab kebutuhan industri pada tenaga kerja yang kompeten.

Direktur Mitras Dudi Kemendikbud RI, Ahmad Saufi mengatakan sinkronisasi dilakukan lewat kurikulum berbasis kebutuhan dunia kerja dan menghasilkan tenaga kerja yang siap pakai. Dia mengakui selama ini masih banyak persoalan yang menyelimuti dunia vokasi, sehingga semua pihak harus bekerja sama untuk mengurai permasalahan ini.

"Potensi yang ada bisa kita optimalisasi, dan masalah yang ada bisa kita selesaikan sedikit demi sedikit. Yang sama-sama kita bicarakan ini bukan masalah 1-2 pihak, ini bukan hanya masalah pusat atau daerah, tapi harus bersama-sama," ujarnya usai diskusi, belum lama ini.

Dengan membangun kebersamaan dia mengharapkan pendidikan vokasi dapat berkontribusi pada peningkatan kualitas tenaga kerja Indonesia. Jika saat ini sekolah kejuruan masih menjadi angka terbesar pengangguran terbuka, maka menurutnya, seharusnya bukan menjadi perdebatan melainkan bersama-sama mencari jalan keluarnya.

Ahmad pun optimistis dengan peningkatan kualitas, pendidikan vokasi Indonesia akan maju dan mencetak tenaga berkualitas. Bahkan vokasi Indonesia diharapkan mampu menerpa Eropa.

"Ada daya dukung beasiswa dari LPDP yang memungkinkan anak-anak kita lulusan SMK atau politeknik dapat melanjutkan pendidikannya di dalam ataupun luar negeri," ujarnya.

BPS Mencatat angka pengangguran terbuka Sulawesi Utara pada Agustus 2020 naik 1,36% menjadi 7,37%, dibandingkan Agustus 2019 sebesar 6,01%.Sementara secara nasional jumlah pengangguran naik 2,68 juta orang, dan total 9,7 juta orang. Hal ini membuat pengangguran terbuka naik 7,07%, sebagai imbas pandemi Covid-19. Sekolah menengah kejuruan menjadi penyumbang utama pengangguran 13,55%.

Dalam kesempatan yang sama Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulawesi Utara Edwin Calindai mengatakan tingginya pengangguran lulusan SMK karena adanya pemahaman yang keliru di masyarakat. Akibatnya mereka yang lulusan SMK atau vokasi kesempatannya lebih kecil ketika masuk dunia kerja, karena adanya salah persepsi ini.

"Ini fakta yang harus diakui bahwa pemahaman yang keliru ini membuat penghargaan lulusan SMK kurang sehingga ketika lulus, peluang mereka untuk masuk dunia kerja sangat kecil. Itu harus diakui," kata dia.

Salah satu peserta diskusi juga menyatakan, lulusan vokasi saat ini harus lebih membuktikan kualitas dirinya. Untuk itu, dibutuhkan dukungan dari berbagai stakeholder untuk mendorong sekolah vokasi sehingga dapat dapat melakukan sertifikasi untuk lulusannya. Dengan begitu lulusan vokasi pun dapat diterima dengan baik di industri.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ikuti Kelas Offline, Ajang Lulusan Vokasi Menambang Ilmu Baru

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular