
Ngeri, Rencana Besar China Kuasai Dunia Terbongkar!

Dokumen tersebut mengemukakan "peran dominan" perusahaan dalam inovasi, serta tekad Tiongkok untuk memajukan kapasitas inovasi mereka.
Menurut proposal ini, Tiongkok akan mempromosikan pembangunan sejumlah laboratorium nasional, rencana untuk mengembangkan pusat-pusat sains nasional, serta pusat-pusat inovasi regional. Tiongkok juga mendukung pembentukan pusat-pusat inovasi sains dan teknologi internasional di Beijing, Shanghai, dan Guangdong-Hong Kong-Macao Greater Bay Area.
Dokumen ini juga mencantumkan beberapa "industri baru yang strategis", serta langkah untuk mempercepat pengembangan industri-industri tersebut, termasuk teknologi informasi generasi baru, bioteknologi, energi baru, material baru, peralatan canggih, kendaraan energi baru, pelestarian alam, aerospace, dan peralatan maritim.
Proposal tersebut turut mengetengahkan integrasi internet, big data, dan kecerdasan buatan secara menyeluruh dengan industri-industri lain, memfasilitasi pengembangan klaster manufaktur canggih, membangun serangkaian industri-industri baru yang strategis sebagai motor penggerak pertumbuhan baru, serta mengembangkan sederet teknologi baru, produk baru, model bisnis baru, serta format bisnis baru.
Sementara, China akan mengambil langkah-langkah selanjutnya guna memfasilitasi transformasi pembangunan ekonomi dan sosial yang ramah lingkungan, menurut proposal tersebut.
![]() |
China akan mengurangi intensitas karbon, atau jumlah emisi karbon per unit PDB, serta merumuskan rencana aksi demi mewujudkan puncak emisi CO2 sebelum 2030.
Tekad ini menjadi bagian dari upaya Tiongkok dalam mempromosikan pembangunan yang ramah lingkungan, serta revolusi hijau (green revolution) di dunia pada era pasca-Covid.
Pada September lalu, Presiden Tiongkok Xi Jinping berkata, Tiongkok ingin mencapai netralitas karbon pada 2060.
"Covid-19 menyadarkan kita bahwa manusia harus menjalankan revolusi hijau, dan mempercepat upaya untuk mewujudkan pembangunan dan kehidupan yang ramah lingkungan," ujar Xi dalam sebuah video sambutan yang dikirimkan untuk Acara Debat pada Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa Ke-75.
Dia mendesak semua negara agar "mengambil langkah penting" untuk menghormati Perjanjian Paris 2015 tentang perubahan iklim. Xi juga berjanji bahwa Tiongkok akan "mencapai puncak emisi CO2 sebelum 2030 dan mewujudkan netralitas karbon sebelum 2060".
China telah meraih "sejumlah pencapaian penting" dalam rangka perwujudan masyarakat dengan tingkat kesejahteraan moderat (disebut xiaokang dalam bahasa Mandarin) di seluruh aspek, menurut proposal tersebut, dan menyatakan "kemenangan sebentar lagi terwujud" untuk target ini.
Dalam pidato penjelasannya, Xi mengatakan, Komite Sentral CPC akan melakukan penilaian dan kajian sistematis atas upaya pembangunan masyarakat dengan tingkat kesejahteraan moderat di seluruh aspek pada Semester I-2021, yakni sebelum pengumuman resmi tentang tercapainya tingkat kesejahteraan moderat untuk seluruh lapisan masyarakat.
Menurut Xi, CPC tetap berkomitmen penuh untuk membangun masyarakat dengan tingkat kesejahteraan moderat pada jenjang yang lebih tinggi, dan menguntungkan lebih dari satu miliar orang saat CPC memperingati hari jadinya yang ke-100 pada tahun depan.
Proposal tersebut turut memaparkan keputusan Tiongkok untuk merumuskan pola pembangunan baru. Dalam pola ini, pasar domestik dan luar negeri akan saling melengkapi, sementara, pasar domestik kelak menjadi tumpuan utama. Tiongkok juga bertekad untuk terus membuka diri.
Dukungan akan diberikan untuk wilayah administratif khusus Hong Kong dan Macao. Dengan demikian, kedua wilayah akan meningkatkan daya saingnya, dan mengintegrasikan pembangunannya sendiri ke dalam pembangunan Tiongkok, menurut proposal tersebut.