
Aduh, Bali! Paling Merana, Ekonomi Minus 12% Lebih...

Jakarta, CNBC Indonesia - Kemarin, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2020 tumbuh negatif 3,49% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/YoY). Kontraksi ekonomi selama dua kuartal beruntun sudah memenuhi syarat Indonesia masuk masa resesi ekonomi.
Itu kalau bicara di tingkat nasional. Bagaimana di level daerah?
Hampir seluruh provinsi pun masuk 'jurang' resesi karena mengalami kontraksi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dua kuartal beruntun. Hanya tiga provinsi yang mampu membukukan pertumbuhan positif pada kuartal III-2020 yaitu Maluku Utara, Sulawesi Tengah, dan Kalimantan Utara.
Maluku Utara jadi provinsi paling impresif dengan membukukan pertumbuhan ekonomi 6,66%. Dari sisi lapangan usaha, penopang utamanya adalah industri pengolahan yang melonjak 106,98%.
Sementara dari sisi pengeluaran, ekspor menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi karena mencatatkan kenaikan 88,51%. Disusul oleh investasi atau Penanaman Modal Tetap Bruto (PMTB) yang tumbuh 9,71%.
Sepertinya pembangunan smelter di Maluku Utara menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi daerah itu. PT Aneka Tambang (Persero) Tbk sedang menyelesaikan pembangunan smelter pengolahan nikel yang ditargetkan beroperasi tahun depan dengan kapasitas 13.500 ton nikel (TNi).
Beberapa bulan lalu, Direktur Utama PT Inalum (Persero) Orias Petrus Moedak mengatakan penyelesaian proyek tersebut telah mencapai 97,98%. Masih ada kendala yaitu aliran listrik yang belum tersedia.