
Aduh, Bali! Paling Merana, Ekonomi Minus 12% Lebih...

Sementara provinsi yang paling merana adalah Bali. Pada kuartal III-2020, PDRB Pulau Dewata terkontraksi 12,28%. Lebih parah ketimbang kuartal sebelumnya yaitu 10,98%.
Berdasarkan lapangan usaha, penyumbang terbesar PDRB Bali adalah sektor penyediaan akomodasi dan makan-minum. Pada kuartal III-2020, porsinya adalah 17,46%.
Nah, sektor ini mengalami kontraksi paling dalam di antara sektor lainnya yaitu turun 7,08%. Jadi tidak heran ekonomi Bali 'tiarap'.
Dominasi sektor akomodasi makan-minum menjadi penegas bahwa pariwisata adalah motor utama penggerak ekonomi Bali. Sayangnya, sektor ini adalah yang terdepan kena pukulan pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19).
Virus yang awalnya menyebar di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China ini sudah menjadi pandemi global yang membuat warga dunia terpaksa sebisa mungkin #dirumahaja. Pembukaan aktivitas masyarakat (reopening) ternyata belum mampu menggerus kekhawatiran orang-orang untuk kembali pelesiran. Maklum, virus mematikan masih bergentayangan, bisa menghinggapi siapa saja dan di mana saja.
Sejak April, tingkat okupansi kamar hotel di Bali sangat rendah, di bawah 10%. Paling parah terjadi pada Mei-Juni, cuma 2,07%.
Mustahil untuk memulihkan ekonomi Bali, sepanjang virus corona belum pergi. Oleh karena itu, semoga vaksin anti-virus corona segera datang agar kita memiliki 'tameng' untuk melindungi dari serangan virus laknat itu. Dengan demikian, hidup bisa normal kembali dan kita bisa pelesiran ke Bali tanpa harus takut tertular virus corona.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)