
Pertama Sejak 1999, Ekonomi Indonesia Akhirnya Resesi!

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada kuartal III-2020 tumbuh 5,05% secara kuartalan (qoq) tetapi masih minus 3,49% secara tahunan (yoy).
Kontraksi PDB dua kuartal berturut-turut secara tahunan membuat Indonesia resmi menyandang status resesi untuk kali pertama sejak 1999. atau 21 tahun silam.
Meski demikian, Istana Kepresidenan cukup yakin trend pemulihan ekonomi berada di jalur yang tepat. Masa resesi yang dialami Indonesia pun diperkirakan tidak akan berlangsung lama.
Staf Khusus Presiden Arif Budimanta mengemukakan, pemerintah akan berupaya keras untuk menstimulasi perekonomian melalui gelontoran belanja pemerintah pada sisa kuartal tahun ini.
"Pada kuartal empat, sisa anggaran akan terus disalurkan untuk menstimulasi perekonomian. Kita optimis, pemulihan ekonomi akan berada di trek yang tepat," kata Arif melalui keterangan resmi.
Hingga kuartal ketiga tahun ini, pemerintah telah berhasil mengucurkan alokasi kas keuangan negara sebesar Rp 1.840,9 triliun atau 67,2% dari total belanja negara. Angka tersebut, belum menghitung realisasi serapan penanganan Covid-19.
"Belanja yang sudah tersalurkan hingga 23 September lalu mencapai Rp 268,3 triliun atau 38,6% dari total pagu anggaran," katanya.
"Realisasi ini terus berkembang dan dipercepat sehingga per tanggal 2 November lalu sudah terealisasi Rp 366,86 triliun atau sekitar 52,8% dari total pagu Rp 695,2 triliun," jelasnya.
Arif menilai, gelontoran belanja pemerintah telah sedikit banyak mampu menutupi pelemahan yang terjadi di sektor konsumsi maupun investasi yang anjlok karena dampak dari pandemi.
"Arahan Presiden Jokowi yang terus menrus terhadap para menteri untuk mengefektifkan anggaran terbukti mampu memulihkan perekonomian," katanya.
Sebagai informasi, Indonesia resmi memasuki masa resesi ekonomi yang ditandai dengan kontraksi Produk Domestik Bruto (PDB) selama dua kuartal berturut-turut. Kepastian ini diperoleh setelah rilis data PDB kuartal III-2020.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan PDB Indonesia pada kuartal III-2020 mengalami kontraksi atau tumbuh negatif 3,49%. Ini menjadi kontraksi kedua setelah kuartal sebelumnya output ekonomi tumbuh negatif 5,32%
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI Masuk Resesi Teknikal, Negara Ini Sudah Lebih Dulu!