Beda dengan Sri Mulyani, Pengusaha Ramal Ekonomi Minus di Q4

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
05 November 2020 15:45
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberi sambutan kepada pers.
Foto: Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia mengalami kontraksi Produk Domestik Bruto (PDB) selama dua kuartal berturut-turut, yakni kuartal II sebesar -5,32 dan kuartal III -3,49.

Pada kuartal IV, kalangan pengusaha menilai ekonomi masih negatif. Hal ini berkebalikan dengan perkiraan Menkeu Sri Mulyani yang memperkirakan ekonomi justru akan positif.

"Ini nanti kuartal IV masih negatif karena kena pengaruh kemarin di PSBB (ketat) kedua. Jadi kuartal IV perkiraan saya masih minus, kira-kira -2% lah," kata Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani kepada CNBC Indonesia, Kamis (5/11).

Angka tersebut sangat mungkin dicapai, terutama masyarakat mulai berani untuk beraktivitas. Ditambah ada libur panjang akhir tahun mendatang, yakni mulai tanggal 28, 29, 30, dan 31 Desember 2020 (Senin, Selasa, Rabu, dan Kamis) sebagai pengganti cuti bersama Hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriah. Momen tersebut diperkirakan bakal memutar roda ekonomi.

"Trennya agak membaik. Karena kuartal IV ada libur panjang, diharapkan bisa men-drive perputaran. Apalagi gaji ke-13 pegawai negeri dibayar, pemerintah pasti akan eksekusi anggaran 2020, tapi tetap negatif," sebutnya.

Lalu kapan pertumbuhan PDB bakal tumbuh di angka positif?

Hariyadi memperkirakan itu baru akan terjadi di tahun 2021 mendatang. Namun, itu tidak serta merta bakal terjadi. Dukungan kebijakan pun sangat berpengaruh. Diharapkan, sinergi pemerintah pusat dan daerah bisa terus seirama.

"Kuartal I-2021 akan positif dengan catatan nggak ada PSBB. Begitu PSBB rontok semua, nggak jalan," katanya.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meyakini bahwa ekonomi Indonesia sudah menyentuh titik nadir. Kondisi terburuk sudah dilalui, sehingga ke depan adalah saatnya untuk bangkit.

"Posisi terburuk akibat Covid-19 sudah kita lewati. Upaya pemulihan akan terus diakselerasi sehingga akan terus didorong ke zona positif pada triwulan IV-2020 dan 2021," tegasnya dalam jumpa pers secara virtual di Jakarta, Kamis.

Pada kuartal III-2020, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan ekonomi Indonesia tumbuh -3,49%. Kuartal sebelumnya Indonesia membukukan kontraksi (pertumbuhan negatif) 5,32% sehingga resmi masuk zona resesi.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kasus Covid RI Melonjak Lagi, Sri Mulyani Tambah Deg-degan!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular