Ratusan Ribu Orang Plesiran, Awas Covid-19 RI Mengganas!

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
01 November 2020 11:31
Ruas tol Jakarta-Cikampek
Foto: Ruas tol Jakarta-Cikampek. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Sampai saat ini DKI Jakarta masih belum bisa dibilang aman dari Covid-19. Jumlah kasus kumulatif Covid-19 di Ibu Kota sudah menyentuh angka 100 ribu atau lebih dari 25% dari total kasus nasional. 

Kasus di DKI Jakarta pun masih cenderung berfluktuasi. Meski tren dalam beberapa waktu terakhir kenaikan kasus cenderung melambat,

Apabila berkaca pada momentum libur lebaran kurang lebih empat bulan silam, di mana arus mudik tetap terjadi dari kota-kota besar terutama DKI Jakarta ke luar daerah, meski ada imbauan dari pemerintah untuk tidak pulang kampung, kenaikan kasus infeksi Covid-19 di Indonesia cenderung tidak konklusif.

Artinya tidak dapat diambil kesimpulan secara pasti apakah setelah periode mudik terjadi kenaikan kasus semakin menggila. Seminggu sebelum lebaran berlangsung yang biasanya dimanfaatkan untuk arus mudik pertambahan kasus rata-rata per hari dalam seminggu naik 27%, melambat dari pekan sebelumnya. 

Seminggu setelah lebaran berlangsung, kenaikan rata-rata kasus per harinya justru turun 2% dibandingkan sebelum lebaran. Namun pada pekan selanjutnya kasus yang tadinya rata-rata tercatat di bawah 700 per hari melonjak menjadi 1.000 per hari atau langsung naik 50%. 

Kenaikan kasus ini juga harus dikaitkan dengan seberapa gencar contact tracing dan juga testing digalakkan oleh pemerintah. Pasalnya mustahil untuk mendapatkan hasil yang konklusif ketika pelacakan dan tes tidak dilakukan dengan komprehensif dan dengan jumlah yang mencukupi. 

Peningkatan mobilitas publik yang sifatnya temporer ini tetap harus diwaspadai. Harus ada contact tracing yang lebih komprehensif serta jumlah tes yang lebih masif. Selain itu pendekatan jenis tes yang digunakan juga harus diperhatikan.

Saat ini ada dua tipe tes yang digunakan untuk deteksi Covid-19. Tes rapid antibodi yang biasanya digunakan untuk mendeteksi apakah seseorang pernah terjangkit Covid-19 dan menghasilkan antibodi.

Sementara itu tes lain yang digunakan dan dikenal dengan tingkat akurasi yang tinggi tetapi lebih mahal adalah tes swab PCR menggunakan sampel dari tenggorokan (orofaring) dan hidung (nasofaring). 

Penggiatan contact tracing dan peningkatan testing memang merupakan masalah teknis yang ruwet, apalagi ditambah dengan adanya fenomena orang tanpa gejala yang makin membuat masalah menjadi semakin kompleks. 

Namun yang pasti pemerintah masih bisa mempertimbangkan periode inkubasi virus untuk menggencarkan contact tracing dan testing apabila tak mampu membendung mobilitas orang selama long weekend ini.

Setidaknya untuk dua pekan ke depan pemerintah seharusnya terus menggencarkan pelacakan dan pengetesan selain itu juga mendisiplinkan masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan yang berlaku.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular