Internasional

Macron: Prancis Diserang Teroris Islam

News - sef, CNBC Indonesia
30 October 2020 07:54
In this image made from UNTV video, French President Emmanuel Macron speaks in a pre-recorded message which was played during the 75th session of the United Nations General Assembly, Tuesday, Sept. 22, 2020, at UN headquarters. The U.N.'s first virtual meeting of world leaders started Tuesday with pre-recorded speeches from some of the planet's biggest powers, kept at home by the coronavirus pandemic that will likely be a dominant theme at their video gathering this year. (UNTV via AP) Foto: AP/

Jakarta CNBC Indonesia - Presiden Prancis Emmanuel Macron mengunjungi lokasi penusukan di Basilika Notre Dame, Nice, Prancis. Sebelumnya, tiga orang tewas setelah penyerangan pria bersenjata pisau dilakukan, Kamis (29/10/2020) pagi waktu setempat.

"Hadirin sekalian, sekali lagi negara kita telah dilanda serangan teroris Islam," katanya dalam konferensi pers di lokasi kejadian.



"Sekali lagi pagi ini, tiga rekan gugur di Nice di basilika Norte Dame, Nice. Dan, jelas sekali Prancis sedang diserang."

"Pada saat yang sama kami memiliki kantor konsulat Prancis yang diserang di Arab Saudi, di Jeddah, dan pada saat yang sama penangkapan sedang dilakukan."



Ia mengumumkan peningkatan pengawasan gereja dengan menerjunkan patroli militer Sentinelle Prancis, dari 3.000 personil menjadi 7.000 tentara. Keamanan di sekolah juga akan ditingkatkan.

"Sangat jelas, itu adalah Prancis yang diserang," tambah presiden 42 tahun itu seraya bersumpah negaranya tidak akan menyerah pada nilai-nilai sekuler yang dianut.

Sebelumnya, seorang pria persenjata pisau, yang diidentifikasi sebagai migran asal Tunisia berusia 21 tahun, melakukan penyerangan. AFP menulis dua orang mengalami luka sayatan di leher dan satu orang lagi meninggal di restoran dekat gereja karena beberapa luka tusuk.

Polisi kemudian melakukan penembakan dan melukai pelaku. Jaksa anti teror Prancis Francois Picard mengatakan kejadian berlangsung setengah jam di mana pelaku membawa Al-quran, tiga pisau dan berteriak 'Allahu Akbar'.

"Serangan itu, tambahnya, adalah pengingat bahwa ideologi mematikan dari terorisme Islam masih sangat hidup," katanya. Pelaku sendiri datang ke Paris 9 Oktober setelah transit di Italia 20 September.

In this image made from UNTV video, French President Emmanuel Macron speaks in a pre-recorded message which was played during the 75th session of the United Nations General Assembly, Tuesday, Sept. 22, 2020, at UN headquarters. The U.N.'s first virtual meeting of world leaders started Tuesday with pre-recorded speeches from some of the planet's biggest powers, kept at home by the coronavirus pandemic that will likely be a dominant theme at their video gathering this year. (UNTV via AP)Foto: AP/
In this image made from UNTV video, French President Emmanuel Macron speaks in a pre-recorded message which was played during the 75th session of the United Nations General Assembly, Tuesday, Sept. 22, 2020, at UN headquarters. The U.N.'s first virtual meeting of world leaders started Tuesday with pre-recorded speeches from some of the planet's biggest powers, kept at home by the coronavirus pandemic that will likely be a dominant theme at their video gathering this year. (UNTV via AP)



Penyerangan berujung pembunuhan ini terjadi pascakontroversi ditayangkannya kembali kartun nabi oleh media satir Charlie Hebdo dan 'penghinaan' yang dilakukan Macron ke Islam. Sebelumnya seorang guru juga menjadi korban karena menunjukkan kartun nabi dalam kelasnya di Paris.

Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Prancis Gérald Darmanin mengimbau masyarakat untuk menghindari kawasan di pusat kota French Riviera. Ia mengatakan akan mengadakan pertemuan membahas krisis ini di Paris.

Dalam Islam tokoh nabi adalah sosok penting. Penggambaran nabi dilarang karena takut menjadi ajang pemujaan dan penistaan.

Dewan Muslim Prancis mengutuk serangan teror di Nice. Mereka lantas menyampaikan solidaritas kepada para korban dan keluarga mereka.

Turki yang mengkritik paling keras Macron karena komentar kontroversialnya "Islam dalam krisis'' juga mencap 'biadab' pada penyerangan itu. Pemerintah Presiden Erdogan menyampaikan belasungkawa secara resmi ke korban.

"Kami mengutuk keras serangan yang dilakukan hari ini di dalam gereja Notre-Dame di Nice," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Turki.

"Tidak ada alasan untuk mengambil nyawa seseorang yang akan melegitimasi kekerasan. Jelas bahwa mereka yang melakukan tindakan kekerasan di tempat suci tidak menghormati nilai-nilai kemanusiaan, agama, atau moral."

Artikel Selanjutnya

Saat Dunia 'Terbelah' Gara-Gara Lidah Macron


(sef/sef)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading