
Lebih Pilih 'Nyawa' atau 'Harta', Pak Tito?

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Dalam Negeri Jenderal Polisi (Purn) Muhammad Tito Karnavian menyebutkan dalam menghadapi masalah pandemi Covid-19, semua pengambil kebijakan di dunia harus mencari keseimbangan. Keseimbangan antara sisi kesehatan dan juga perekonomiannya.
Sebab, pandemi Covid-19 tidak hanya berdampak pada sisi kemanusian seperti kesehatan tapi juga perekonomian. Di mana hampir semua negara di dunia tertekan ekonominya akibat pandemi ini.
Menurutnya, tidak ada satu negara pun yang bisa memilih hanya menyelamatkan salah satunya. Apalagi penanganan kesehatan tentu membutuhkan biaya dan biayanya melalui perekonomian yang terus berjuang untuk bangkit.
"Dua-duanya harus diselamatkan, harus dicari balancing di mana masalah kesehatan tetap jadi prioritas utama karena masalah kemanusiaan," ujarnya melalui akun youtube BNPB, Rabu (28/10/2020).
"Seperti yang disampaikan seorang Presiden Afrika, I know to bring back economic to life, but I don't how to bring back death to life. Tapi ini tak berarti kita mematikan ekonomi. Ekonomi tetap harus bisa survive meskipun tertekan," imbuhnya.
Lanjutnya, jika memilih menyelamatkan kesehatan maka akan menimbulkan masalah sosial seperti tertekannya ekonomi yang membuat semakin bertambahnya pengangguran dan penduduk miskin.
Sebaliknya, jika memilih menyelamatkan perekonomian maka masalah kesehatan dan masyarakat yang terpapar Covid-19 tersebut bisa semakin banyak.
"Oleh karena itu harus dicari rumusan balancing menyelamatkan kedua-dua nya. Kesehatan bisa terkendali dan tertangani, penularan bisa dalam kontrol tapi ekonomi juga bisa tetap survive. Itulah yang menjadi tantangan dari para pengambil kebijakan," jelasnya.
(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tito Karnavian Tegur 2 Bupati di Sulawesi Tenggara, Ada Apa?